Kamis, 05 Januari 2017

PERBANDINGAN BRYOPHYTA DAN PTERIDOPHYTA Makalah

Makalah
PERBANDINGAN BRYOPHYTA DAN PTERIDOPHYTA
Mata Kuliah Botani Tumbuhan Rendah
Yang diampu oleh Yang diampu oleh Drs.A.Agung Oka, M.Pd & Triana Asih, M. Pd





DISUSUN OLEH
BIOLOGI A
KELOMPOK 5
1.      Annisa Umairoh          : 15320002
2.      Bagus Rachman S       : 153200
3.      Niken Bellsa Silfiyanti: 153200
4.      Astri Yulianti              : 153200
5.      Umi Apriana Sari        : 153200
6.      Lisa Murtianingsih      : 153200


PROGRAM  STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METR
2016


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan syafaat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Botani Tumbuhan Rendah dengan judul “Perbandingan Bryophyta dan Pteridophyta” dengan baik.
Tak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada  Drs.A.Agung Oka, M.Pd dan Triana Asih, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang telah membimbing dalam pembelajaran mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah.
Dari hasil penyusunan makalah ini, diharapkan baik penulis maupun pembaca memahami Perbandingan yang terdapat pada Bryophyta dan Pteridophyta. Semoga makalah ini dapat dimengerti atau dipahami oleh setiap pembaca sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis. Penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan dalam hasil penyusunan makalah. Karena manusia tak jauh dari sifat dan sikap salah. Kritik dan saran penulis harapkan agar dapat menjadi koreksi agar lebih baik dalam penulisan selanjutnya.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb


Metro, November 2016


Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.     Gambaran Tentang Lumut (Bryophyta)
B.     Gambaran Tentang Lumut (Bryophyta)
C.     Perbandingan antara bryophyta dan Pteridophyta
D.    Tabel Perbedaan Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
 dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta)

BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan
B.        Saran
DAFTAR PUSTAKA














BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa milimetersaja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir semua tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial), walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat-tempat yang basah. Pada tumbuhan lumut kita mengenal adanya pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu antara keturunan yang bersifat haploid biasa disebut keturunan gametofit (tumbuhan yang menghasilkan gamet), sedangkan yang diploid disebut sporofit (tumbuhan yang menghasilkan spora).
Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa karakteristik dan ciri-ciri umum Bryophyta dan Pteridophyta ?
2.      Apa saja perbandingan antara Bryophyta dan Pteridophyta ?

C.    Tujuan Masalah
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui lebih jauh tentang Bryophyta dan Pteridophyta
2.      Untuk mengetahui apa saja perbandingan antara Bryophyta dan Pteridophyta



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Gambaran Tentang Lumut (Bryophyta)
Lumut termasuk lumut hati dan lumut daun. Lumut adalah kelompok pertama tanaman yang mendiami tanah. Mereka tidak sepenuhnya beradaptasi dengan kehidupan terestrial, karena tanaman yang dominan mereka gametofit, tubuh tumbuhan tidak mengalami diferensiasi menjadi akar, batang atau daun sejati, rhizoid adalah organ utama untuk melekat, pembuluh angkut dan jaringan mekanik tidak hadir, air eksternal diperlukan untuk pembuahan, sporofit tergantung sepenuhnya atau sebagian pada gametofit dll. Tapi mereka menunjukkan beberapa adaptasi untuk kehidupan di darat.
Organ reproduksi adalah organ multiseluler dengan penutup steril. Spora dibuang oleh angin. Lumut menunjukkan pergantian generasi heteromorfik dalam siklus hidupnya. Pergiliran keturunan adalah adalah silih bergantinya fase gametofit haploid dengan sporofit diploid dalam siklus hidup.
Ciri-ciri tubuh lumut sebagai berikut :
1.      Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa
2.      Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu sel lapis sel. Sel-sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Diantaranya terdapat sel-sel mati yang besar-besar dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel-sel yang mati ini berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan
3.      Hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
4.      Rizoid tampak seperti rambut atau benang-benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang-kadang dengan sekat yang tidak sempurna.
5.      Gametangium terdiri atas anteredium dan arkegonium
6.      Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memilki jaringan pengangkut
7.      Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma
8.      Struktur sporofit (sporangium) tubuhnya terdiri dari :
·         Vaginula, kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium
·         Seta atau tangkai
·         Apofisis, ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora
·          Kaliptra
·         Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora

Tubuh tumbuhan lumut mempunyai struktur sebagai berikut:

§  Tubuhnya bersifat multiseluler (bersel banyak).
§  Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
§  Batangnya tidak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem).
§  Akar belum sempurna dan masih berupa rhizoid.

B.     Gambaran Umum Tentang Tanaman Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.

Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran keturunan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu yang menghasilkan gamet (gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot yang merupakan permulaan dari keturunan yang diploid. Kemudian dari sini terbentuk individu yang diploid (sporofit) karena menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora inilah yang merupakan permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan terbentuk protalium melalui perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).

A. Ciri-ciri Pterydophyta
Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :
1.      Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
2.      Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
3.      Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh kesamping dari batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar memiliki kaliptra.
4.      Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
5.      Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri atas xylem dan floem.
6.      Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.
7.      Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk spora. Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4 spora haploid yang dapat bergandengan tetraeder.
8.      Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
9.      Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu : perisporium, eksosporium, dan endosporium.

·         Bagian-bagian Tumbuhan paku (pteridophyta)
a.       Akar
Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah terdiferensiasi menjadi:
1)      kuit luar (epidermis)
2)      kulit dalam (korteks)
3)      silinder pusat, terdapat buluh pengangkut brupa xylem yan dikelilingi oleh floem.


C.     Perbandingan antara bryophyta dan Pteridophyta

Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) merupakan organisme eukariotik yang dengan mudah kita dapatkan di kehidupan sehari-hari. Secara sepintas, kedua tumbuhan ini berwarna kecil dan hijau, serta biasanya menempel pada dinding-dinding yang sudah tua. Namun dari kedua tanaman tersebut juga terdapat perbandingan pada keduanya.

 

 

 

Apa perbedaan antara bryophyta dan Pteridophyta ?

  1. Dalam Pteridophyta, fase dominan adalah generasi sporofit sedangkan, pada lumut, fase dominan adalah generasi gametofit.
  2. Pada lumut, tubuh tumbuhan tidak mengalami diferensiasi menjadi akar, batang atau daun sejati tetapi, dalam pteridophyta , sporofit memiliki daun, akar, dan batang sejati (rimpang).
  3. Dalam pteridophyta , sistem akar berkembang baik yang hadir untuk penyerapan dan jangkar sedangkan sistem akar belum berkembang dengan baik pada lumut.
  1. Dalam pteridophyta , sistem pembuluh darah hadir dengan xilem dan floem tetapi, dalam lumut, tidak ada sistem vaskular.
  2. bagian Areal dari sporofit pteridophyta ditutupi dengan kutikula untuk transpirasi, tetapi tidak ada kutikula seperti itu pada lumut.
  3. Stomata hadir dalam pteridophyta tetapi tidak ada dalam lumut.
  4. Sebuah rimpang bawah tanah hadir dalam pteridophyta untuk menahan kondisi yang tidak menguntungkan. Tidak ada struktur seperti itu pada lumut.





Perbandingan Antara Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta) dapat pula dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut ini
D.    Tabel Perbedaan Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta)
No
Ciri-ciri
Bryophyta
Pterydophyta
 1
Ukuran
Sangat kecil, biasanya tidak lebih dari 15 cm.
Biasanya mencapai 1 m, beberapa dapat mencapai 12 m.
 2
Struktur tubuh
Memiliki rizoid, berdaun sisik, dan tidak memiliki batang.
Memiliki akar, batang, dan daun sejati.
 3
Jaringan pembuluh
Tidak ada
Ada, yaitu xilem dan floem
 4
Fase dominan
Fase gametofit
Fase sporofit
 5
Fase sporofit
Sporangium
Tumbuhan paku
 6
Fase gametofit
Tumbuhan lumut
Protalium
 7
Tumbuhan dewasa
Berupa gametofit
Berupa sporofit
 8
Gametofit dewasa
Talus sederhana hidup bebas dan dapat berfotosintesis, memiliki rizoid dan struktur seperti daun
Protalus, tidak menarik, hidup bebas dan dapat ber fotosintesis
 9
Sporofit dewasa
Tergantung pada gametofit, mempunyai kapsul, serta kaki
Bentuk yang menonjol, memiliki akar, batang dan daun sejati.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa milimetersaja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa. Pada lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar, gametangium terdiri atas anteredium dan arkegonium. Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma. Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memilki jaringan pengangkut. Rizoid tampak seperti rambut atau benang-benang
Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Tumbuhan paku mengalami metagenesis antara denarasi sporofit dan gametofitnya.
Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) memiliki keunikan baik dari struktur tubuhnya, maupun cara reproduksinya. Kedua tumbuhan ini sangan mudah ditemukan di kehidupan kita, dan sering tumbuh di dinding-dinding yang sudah cukup tua.
Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku ini juga bermanfaaat bagi kehidupan kita. Tentunya didapat dengan melalui metode penelitian oleh para Ilmuan.
B.   Saran
Sebaiknya kepada para pembaca memahami isi makalah tersebut, sehingga para pembaca dapat mengerti apa isi makalah tersebut, tapi tidak hanya mengerti akan isi makalah ini tetapi pembaca juga akan mendapatkan suatu ilmu yang sangat bermanfaat yang nantinya dapat digunakan dalam proses balajar mengajar. Setelah pembahasan mengenai Perbandingan Bryophyta dan Pteridophyta ini kami penyusun agar mahasiswa mampu menjelaskan kembali mengenai Perbandingan Bryophyta dan Pteridophyta


DAFTAR PUSTAKA
http://artikeltop.xyz/perbedaan-bryophyta-lumut-dan-pteridophyta-paku.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar