Kamis, 05 Januari 2017

FiLLUM ARTHOPODA kelas Archinida dan Myriapoda

Makalah
FILLUM ARTHOPODA
Mata Kuliah Zoologi Avertebrata
Yang diampu oleh Drs.A.Agung Oka, M.Pd & Suharno Zein, M.Sc



DISUSUN OLEH
BIOLOGI A
KELOMPOK 10
Annisa Umairoh          : 15320002
Beti Aprilia Isnawati   : 15320004
Ahmad Dwiky P         : 15320036





PROGRAM  STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2016




KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan syafaat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Zoologi Avertebrata dengan judul “FILLUM ARTHOPODA” dengan baik.
Tak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada  Bpk. Drs.A.Agung Oka, M.Pd  dan Bpk. Suharno Zein, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Zoologi Avertebrata, yang telah membimbing dalam pembelajaran mata kuliah Zoologi Avertebrata.
Dari hasil penyusunan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah wawasan tentang Fillum Arhtopoda serta diharapkan baik penulis maupun pembaca memahami kelas Fillum Arthopoda yang terdapat dalam hewan. Semoga makalah ini dapat dimengerti atau dipahami oleh setiap pembaca sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis. Penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan dalam hasil penyusunan makalah. Karena manusia tak jauh dari sifat dan sikap salah. Kritik dan saran penulis harapkan agar dapat menjadi koreksi agar lebih baik dalam penulisan selanjutnya.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb


Metro, September  2016


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Fillum Arthopoda
B.     Klasifikasi Kelas Fillum Arthopoda
                               I.            Kelas Arachnida (golongan Kalajengking dan Laba-laba)
                            II.            Kelas Myriapoda (golongan Kaki Seribu atau Luwing)
BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan
B.        Saran
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Arthropoda (arthros = sendi atau ruas dan podos = kaki) adalah hewan yang memiliki kaki bersendi/beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Arthropoda dapat ditemukan di berbagai habitat, antara lain di air, di darat, di dalam tanah dan ada juga yang hidup sebagai parasit pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Arthropoda adalah hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan. Pada waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami pergantian kulit (eksdisis.
 Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Organ ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada hewan betina. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.
Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :
1.      Kelas Myriapoda.
2.      Kelas Crustacea.
3.      Kelas Arachnida.
4.      Kelas Insecta.
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.
Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya.


B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penyusunan makalah ini adalah :

1.      Apakah pengertian dari filum arthropoda ?
2.      Bagaimanakah ciri-ciri dari filum arthropoda ?
3.      Bagaimanakah pembagian kelas filum arthropoda pada Arachnida dan Myriapoda ?
4.      Beranan dan fungsi dari filum arthropoda ?


C.  Tujuan Penulisan
1.             Untuk mengetahui lebih dalam tentang filum arthropoda.
2.             Untuk mengetahui ciri-ciri anggota filum arthropoda.
3.             Untuk mengetahui pembagian kelas filum arthropoda pada Arachinida dan Myriapoda.
4.             Untuk mengetahui peranan serta fungsi anggota filum arthropoda.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN ARTHROPODA
Arthropoda adalah hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan.
Pada waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami pergantian kulit (eksdisis).Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Organ ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang.
Reproduksi dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada hewan betina. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali
Ciri-Ciri Umum Filum Arthropoda :
Secara umum ciri-ciri filum arthropoda adalah sebagai berikut:
1.      Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang (abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu (cephalothoraks).
2.      Memiliki 3 lapisan (triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm dengan rongga tubuh.
3.      Bentuk tubuh simetris bilateral.
4.      Bagian tubuh terbungkus oleh eksoskelet yang mengandung khitin.
5.      Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus.
6.      Sistem reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis).
7.      Memiliki sistem peredaran darah terbuka (sistem lakuner) dan alat peredarannya berupa jantung dan pembuluh-pembuluh darah terbuka .
8.      Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di atas saluran pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral,serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan  satu dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan  sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan.
9.      Sistem eksresinya berupa berupa saluran-saluran malphigi
10.  Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru buku)
11.  Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas
12.  Hidupnya di darat, air tawar dan laut.
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok.
Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.
Sistem organ dalam tubuh arthropoda antara lain :

Sistem organ
Keterangan
Sistem pencernaan makanan
Alat pencernaan makanan lengkap terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada segmen posterior.
Sistem ekskresi
Ekskresi dengan kelenjar hijau atau dengan pembuluh malpigih
Sistem reproduksi
Reproduksi secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis). Sistem reproduksi pada arthropoda terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina.
Sistem saraf
Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena.

B.     Klasifikasi Kelas Fillum Arthopoda
Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, arthropoda dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu Arachinida (Laba-laba), Crustacea ( Udang-udangan), Insecta ( serangga), dan Myriapoda (Kaki seribu). Namun makalah kali ini yang dibahas adalah Fillum Arthopoda pada kelas Arachinida (Laba-laba) dan Myriapoda (Kaki seribu).
                               I.            Kelas Arachinida
Nama kelas Arachnida berasal dari bahasa Yunani “aráchnÄ“” yang berarti “laba-laba.” Namun kelas ini tidak hanya terdiri dari laba-laba saja, melainkan juga termasuk golongan kalajengking, tungau (en: mite), dan caplak (en: tick). [1] Kelas Arachnida ini termasuk dalam subfilum Chelicerata karena memiliki kelisera (en: chelicerae), yaitu sepasang organ pelengkap untuk makan yang berfungsi sebagai taring atau penjepit.

a.      Karakteristik Arachnida
Arachnida memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Empat pasang kaki (jumlah delapan). Anda dapat mengetahui perbedaan antara Arachnida dan serangga karena serangga memiliki tiga pasang kaki (jumlah enam).
  2. Arachnida juga memiliki dua pasang tambahan pelengkap. Pasangan pertama, chelicerae, melayani untuk makan dan pertahanan. Pasangan berikutnya, pedipalpus, membantu organisme makan, bergerak, dan bereproduksi.
  3. Arachnida tidak memiliki antena atau sayap.
  4. Tubuh Arachnida diatur ke dalam sefalotoraks, perpaduan antara kepala dan dada, dan abdomen.
  5. Untuk beradaptasi untuk hidup di darat, Arachnida memiliki sistem pernapasan internal seperti trakea atau paru-paru buku.
  6. Arachnida kebanyakan karnivora, makan hewan kecil lainnya.
  7. Beberapa kelompok dapat memiliki bisa. Mereka melepaskan racun dari kelenjar khusus untuk membunuh mangsa atau musuh.
  8. Beberapa tungau adalah parasit, dan beberapa dari mereka adalah pembawa penyakit.

b.      Arachnida dibedakan dalam beberapa ordo yaitu :

1.      Scorpionida
Contohnya : Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp) dan Ketonggeng (Buthus). Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.
2.       Arachnida (laba-laba)
  Karateristik :
1.      Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis disebut pedicellus.
2.      Tidak memiliki sayap, antennae, dan mulut pengunyah
3.      Terdapat 6 pasang extremitates,yang pertama yaitu sepasang chelicerae yang didalamnya terdapat kelenjar racun
4.      Tubuh terdiri 2 bagian: sefalotoraks dan abdomen.
5.      Memiliki mata 0, 2, 4, 6, 8 (tergantung jenisnya0
6.      2 pasang alat mulut di kepala, yaitu: Kelisera (seperti catut) dan Pedipalpus  (seperti kaki berakhir dengan cakar)
7.      Reproduksi: berkelamin terpisah
8.      Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.


 Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan), Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara), Laba-laba penjerat (di Malaysia),Tarantula (Rhechostica hentz). Umumnya laba-laba mempunyai perut tidak beruas-ruas.

Anatomi laba-laba: (biru) sistem saraf; (hijau) sistem pencernaan dan ekskresi; (merah kuat) sistem peredaran; (kuning) sistem reproduksi; (merah halus) sistem respirasi | Gambar oleh Philcha adalah tidak berlisensi (domain publik)
Keterangan:

  1. Kelisera
  2. Kelenjar racun
  3. Otak
  4. Lambung
  5. Cabang aorta depan
  6. Sekum pencernaan
  7. Jantung
  8. Usus tengah (en: midgut)
  9. Tubulus Malphigi
  10. Bilik kloaka
  11. Aorta belakang
  12. Spineret
  13. Kelenjar sutera
  14. Trakea
  15. Ovarium (betina)
  16. Paru-paru buku
  17. Tali saraf
  18. Kaki
  19. Pedipalpus







a.      Peran Arachinida
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama serangga hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak hewan ini juga banyak merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya:
a. Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
b. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.
c. Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.
b.      Habitat
Myriapoda yang paling melimpah di hutan lembab, di mana mereka memenuhi peran penting dalam mengurai bahan tanaman membusuk, meskipun beberapa tinggal di padang rumput , semi-kering habitat atau bahkan gurun. Mayoritas adalah detritivorous , dengan pengecualian dari kelabang , yang terutama aktif di malam hari predator . Pauropodans dan symphylans kecil, kadang-kadang hewan mikroskopis yang menyerupai lipan dangkal dan hidup di tanah . Kaki seribu berbeda dengan kelompok lain dalam memiliki mereka segmen tubuh menyatu menjadi pasangan-pasangan, memberikan kesan bahwa setiap segmen dikenakan dua pasang kaki , sedangkan tiga lainnya kelompok memiliki satu pasang kaki pada setiap segmen tubuh.
Meskipun umumnya tidak dianggap berbahaya bagi manusia, myriapods banyak menghasilkan berbahaya sekresi (sering mengandung benzoquinones ) yang dapat menyebabkan sementara terik dan perubahan warna kulit.



                               I.            Kelas Myriapoda
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut).
Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.
a.      Karakteristik Kelas Myriapoda :
1.      Tubuh bersegmen (beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
2.      Pada setiap ruas perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
3.      Pada kepala terdapat 2 kelopak mata tunggal (ocellus), 1 pasang antena dan alat mulut.
4.      Susunan saraf tangga tali.
5.      Sistem pernafasan dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar masuknya udara.
6.      Sistem peredaran darah terbuka.
7.      Alat kelamin jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
8.      Hidup di darat, misal di bawah batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya.

b. Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas,  yakni:

1. Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans.
Ciri-cirinya Chilopoda
Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
Kelas ini sering disebut Sentipede.

2.      Kelas Diplopoda
     Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)
a.      Ciri-ciri Diplopoda :
·         Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
·         Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
·         Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
·         Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
a.      Habitat
Myriapoda yang paling melimpah di hutan lembab, di mana mereka memenuhi peran penting dalam mengurai bahan tanaman membusuk, meskipun beberapa tinggal di padang rumput , semi-kering habitat atau bahkan gurun. Mayoritas adalah detritivorous , dengan pengecualian dari kelabang , yang terutama aktif di malam hari predator . Pauropodans dan symphylans kecil, kadang-kadang hewan mikroskopis yang menyerupai lipan dangkal dan hidup di tanah . Kaki seribu berbeda dengan kelompok lain dalam memiliki mereka segmen tubuh menyatu menjadi pasangan-pasangan, memberikan kesan bahwa setiap segmen dikenakan dua pasang kaki , sedangkan tiga lainnya kelompok memiliki satu pasang kaki pada setiap segmen tubuh.
Meskipun umumnya tidak dianggap berbahaya bagi manusia, myriapods banyak menghasilkan berbahaya sekresi (sering mengandung benzoquinones ) yang dapat menyebabkan sementara terik dan perubahan warna kulit.   

b.      Peran Myriapoda
Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi manusia, bahkan ada beberapa yang dianggap mengganggu meski tidak membahayakan. Namun Myriapoda ternyata mempunyai andil dalam memecah bahan-bahan organik atau serasah untuk membentuk humus. Serasah ialah lapisan daun dan ranting-ranting di dasar hutan atau kebun. Proses penghancuran serasah tidak langsung ditangani mikroorganisme, karena mikroorganisme justru menguraikan kotoran hewan-hewan.














BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.

B.     Saran
Arthropoda sangat berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kita tidak diharapkan menumpas atau berburu secara berlebihan apalagi buntuk kepentingan sendiri.
Disarankan bagi kita semua turut menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak merusak salah satu anggota dari ekosistemkehidupan, Arthropoda












DAFTAR PUSTAKA

Kimball, JW. 2010. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Reece-Mitchel, C. 2003. BIOLOGI. Erlangga. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar