Kamis, 05 Januari 2017

Desain pebelajaran menurut THIAGARAJAN

Makalah
DESAIN PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN THIAGARAJAN
Mata Kuliah Desain Pembelajaran
Yang diampu oleh Dasrieny Pratiwi, M.Pd



DISUSUN OLEH
BIOLOGI A
KELOMPOK 05
Annisa Umairoh             : 15320002
Dewi Permatasari          : 15320006
Niken Bella Silfiyanti      : 15320015





PROGRAM  STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2016



DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.    Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.    Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.    Tujuan Masalah....................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................... 7
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 7
A.      Kesimpulan.......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9
LAMPIRAN......................................................................................................... 9
A.    Lembar Kegiatan (logbook)..................................................................... 9
B.    Jurnal















BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Di dalam pembelajaran, seorang pendidik harus mengetahui model desain pembelajaran yang tepat untuk peserta didiknya. Desain pembelajaran tidak hanya berperan sebagai pendekatan yang terorganisasi untuk memproduksi dan mengembangkan bahan ajar, tetapi juga merupakan sebuah proses genetic yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah pembelajaran dan kinerja manusia serta menetukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Seorang perancang program pembelajaran perlu menentukan solusi yang tepat dari berbagai alternatif  yang ada. Selanjutnya ia dapat menerapkan solusi tersebut untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Evaluasi adalah langkah selanjutnya, sehingga nantinya bisa mengetahui rancangan atau desain yang sesuai dengan pembelajaran dan desain tersebut bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu sangat perlu mengetahui macam-macam model desain pembelajaran. Maka dalam makalah ini kami uraikan macam- macam model desain pembelajaran salah satunya menurut model THIAGARAJAN.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.     Apakah pengertian model desain pembelajaran ?
2.     Apa dan bagaimana model desain Aliran Thiagarajan ?


C.    Tujuan
Adapun tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.     Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengertian model desain pembelajaran
2.     Menambah wawasan baik pembaca maupun penulis tentang model desain/ perencanaan pembelajaran menurut model Thiagarajan




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Yuwono (2012:1) Menyatakan bahwa prosedur pengembangan merujuk pada model 4-P (Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran (Define, Design, Develop, dan Desseminate) dari Thiagarajan. Tahap pendefinisian dilakukan dengan penelitian survei. Tahap perancangan menghasilkan produk Silabus, RPP, LKS, dan Assesmen, Tahap pengembangan dilaksanakan melalui Workshop Lesson Study (LS) guru biologi SMA kota Denpasar dan peer teaching dalam tahap Plan, Do, dan See. Tahap penyebaran melalui uji coba kelas sebenarnya diawali dengan LS, dan diteruskan dalam penelitian eksperimen.
Endang (2011:13) Menyatakan bahwa Komponen input pembelajaran terdiri dari karakterisitik peserta didik, karakteristik guru, dan sarana prasarana dan perangkat pendukung pembelajaran. Dalam perkembangannya lebih lanjut penelitian dan pengembangan model 4D juga sering digunakan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS dan buku ajar.

            Trianto (2010:189) Menyatakan bahwa yang ditetapkan di atas perlu disesuaikan dengan rancangan penelitian dalam batasan rasional. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4P.

Anrusmath (2008: Online) menyatakan bahwa model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran seperti pada gambar 5 berikut:

Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut .
Tahap Pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis ujung depan, (b) Analisis siswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis konsep, dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran.
  1. Tahap Perencanaan (Design ). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
  2. Tahap Pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
  3. Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.
Punggeti (2009:  Online) menyatakan bahwa model pengembangan perangkat menurut thiagarajan, semmel, dan semmel adalah 4-D (four D models). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), dan Disseminate (penyebaran). Tetapi pada penelitian ini tahap Disseminate tidak dilakukan karena pada penelitian ini hanya merupakan uji coba terbatas.
1.     Tahap Pendefinisian (Define)
a.   Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Ada 4 langkah pokok di dalam tahap ini, yaitu
a.     Analisis awal
Dalam analisis awal adalah mangkaji kurikulum yang berlaku ketika penelitian dilaksanakan
b.    Analisis siswa
Analisis siswa ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik secara individu dan maupun kelompok yang meliputi karakteristik-karakteristik antara lain: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, serta motivasi terhadap pelajaran
c.     Analisis konsep
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan, menyusun secara sistematis, dan merinci konsep-konsep yang relevan
d.    Perumusan tujuan pembelajaran.

2.     Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype perangkat pembelajaran. Tahap ini dilakukan:
a.     Penyusunan tes,
Menyusun tes sesuai dengan analisis konsep dan perumusan tujuan pembelajaran.
b.    Penilaian media yang sesuai tujuan
Penilaian media yang sesuai dengan materi yang akan digambarkan dalam media.
c.   Pemilihan format
Pemilihan format dapat dilakukan dengan mengkaji format-format media pembelajaran yang sudah ada.

3.     Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para pakar. Tahap ini biasanya meliputi : (1) Telaah perangkat oleh pakar yang berkompeten diikuti dengan analisis hasil telaah media dan revisi, (2) Validasi oleh guru dan uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.

4.     Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahapan penggunaan perangkat yang telah di kembangkan pada yang lebih luas. Tujuan tahap ini juga untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran 4-D
Model Thiagarajan merupakan pengembangan perangkat pembelajaran yang
secara detail menjelaskan langkah-langkah operasional pengembangan perangkat.
Sehingga jelaslah bahwa untuk pengembangan perangkat, model Thiagarajan lebih
terperinci dan lebih sistematis.
Kelebihan dari model Thiagarajan yaitu :
a.     Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran
b.    Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis
c.     Pijakan utama pendidikan di Indonesia berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, oleh karena itu dalam penyusunan perangkat pembelajaran terlebih dahulu harus dilakukan analisis kurikulum. Pada model ini analisis kurikulum dapat dilakukan pada langkah analisis ujung-depan.
d.    Memudahkan peneliti untuk melakukan langkah selanjutnya.Suatu contoh, langkah   analisis tugas dan analisis konsep dapat membantu peneliti untuk menentukan TPK.
e.     Pada tahap III peneliti dapat dengan leluasa melakukan uji coba dan revisi berkal-kali sampai diperoleh perangkat pembelajaran dengan kualitas yang maksimal (final).Model.
Kekurangan model ini terletak pada analisis tugas yang sejajar dengan analisis konsep dan tidak ditentukan analisis yang mana duluan dilaksanakan.

            Fahrucah R dan Bambang Sugiarto (2012) Menyatakan bahwa agar lebih mudah mengarahkan untuk memahami suatu konsep. Lembar Kerja Siswa atau LKS merupakan sarana kegiatan pembelajaran yang dapat membantu mempermudah pemahaman terhadap materi yang dipelajari. LKS diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dan mandiri sehingga dapat meningkatkan mutu belajar serta mutu pendidikan kimia. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan pendekatan Scaffolding untuk SMA kelas XI pada pokok bahasan faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi. karena pendekatan scaffolding adalah memberikan kepada seseorang siswa sejumlah besar bantuan selama tahap – tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada siswa tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah siswa mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri. Sasaran dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa kimia SMA kelas XI pada materi faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan LKS yang diadopsi dari model 4-D (four D models) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel[3]. Model ini terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (Define), Perancangan (design), Pengembangan (develop), dan Penyebaran (disseminate). Akan tetapi pada penelitian ini hanya terbatas pada tahap pengembangan (Develop) saja, karena untuk uji coba kelayakan.




BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan :
Model pengembangan perangkat Four-D Model yang ditetapkan di atas perlu disesuaikan dengan rancangan penelitian dalam batasan rasional. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4-P.
1.     Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembeljaran
2.     Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype perangkat pembelajaran.
3.     Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para pakar.
4.     Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahapan penggunaan perangkat yang telah di kembangkan pada yang lebih luas










DAFTAR PUSTAKA
Anrusmath. 2008.Model Pengembangan 4-D.(Online). (http:// anrusmath.
Wordpress.com/2008/08/16/Model pengembangan 4-D.html. Diakses pada tanggal 11 November 2016, pukul : 19.00 WIB.
Eren Fahrucah R dan Bambang Sugiarto. Pengembangan Lembar Kerja
Pada Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan Scaffolding. Unesa Journal of Chemical Education Vol.1, No. 1, pp.92-96 Mei 2012. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya.

Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Yogyakarta: CV. Alfabetha.
Punggeti.2009.Model Pengembangan Perangkat Menurut Thiagarajan.(Online). (http://
Punggeti.blogspot.co.id/2009/07/model-pengembangan-perangkat-menurut.html).Diakses pada tanggal 11 November 2016, pukul : 19.00 WIB.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelaajran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.
Yuwono, Sri Murdo.2012. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Modifikasi Dari Aronson Dan Salvi Serta Pengaruhnya Terhadap Keterampilan
Metakognisi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda
Di SMA. Kota Denpasar : (Disretasi) UM.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar