PERBANDINGAN BRYOPHYTA
DAN PTERIDOPHYTA
Mata
Kuliah Botani Tumbuhan Rendah
Yang diampu oleh Yang diampu oleh
Drs.A.Agung Oka, M.Pd & Triana Asih, M. Pd
DISUSUN OLEH
BIOLOGI
A
KELOMPOK
5
1. Annisa
Umairoh : 15320002
2. Bagus
Rachman S : 153200
3. Niken
Bellsa Silfiyanti: 153200
4. Astri
Yulianti : 153200
5. Umi
Apriana Sari : 153200
6. Lisa
Murtianingsih : 153200
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METR
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan syafaat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Botani Tumbuhan Rendah dengan judul “Perbandingan Bryophyta dan Pteridophyta” dengan baik. Tak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada Drs.A.Agung Oka, M.Pd dan Triana Asih, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang telah membimbing dalam pembelajaran mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah.
Dari hasil penyusunan makalah ini,
diharapkan baik penulis maupun pembaca memahami Perbandingan yang terdapat pada
Bryophyta dan Pteridophyta. Semoga makalah ini dapat dimengerti atau dipahami
oleh setiap pembaca sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi
penulis. Penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan dalam hasil penyusunan
makalah. Karena manusia tak jauh dari sifat dan sikap salah. Kritik dan saran
penulis harapkan agar dapat menjadi koreksi agar lebih baik dalam penulisan
selanjutnya.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb
Metro, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Masalah
BAB
II PEMBAHASAN
A. Gambaran
Tentang
Lumut (Bryophyta)
B. Gambaran
Tentang
Lumut (Bryophyta)
C. Perbandingan
antara bryophyta dan Pteridophyta
D. Tabel
Perbedaan Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta)
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan
lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya
beberapa milimetersaja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter
saja. Hampir semua tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial),
walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat-tempat yang basah.
Pada tumbuhan lumut kita mengenal adanya pergiliran keturunan (metagenesis),
yaitu antara keturunan yang bersifat haploid biasa disebut keturunan gametofit
(tumbuhan yang menghasilkan gamet), sedangkan yang diploid disebut sporofit
(tumbuhan yang menghasilkan spora).
Tumbuhan
paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun
tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi
belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai
tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah
ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada
akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa
karakteristik dan ciri-ciri umum Bryophyta dan Pteridophyta ?
2. Apa
saja perbandingan antara Bryophyta dan Pteridophyta ?
C.
Tujuan
Masalah
Tujuan dari makalah ini
adalah :
1. Untuk
mengetahui lebih jauh tentang Bryophyta dan Pteridophyta
2. Untuk
mengetahui apa saja perbandingan antara Bryophyta dan Pteridophyta
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Gambaran
Tentang Lumut (Bryophyta)
Lumut
termasuk lumut hati dan lumut daun. Lumut adalah kelompok pertama tanaman yang
mendiami tanah. Mereka tidak sepenuhnya beradaptasi dengan kehidupan
terestrial, karena tanaman yang dominan mereka gametofit, tubuh tumbuhan tidak
mengalami diferensiasi menjadi akar, batang atau daun sejati, rhizoid adalah organ
utama untuk melekat, pembuluh angkut dan jaringan mekanik tidak hadir, air
eksternal diperlukan untuk pembuahan, sporofit tergantung sepenuhnya atau
sebagian pada gametofit dll. Tapi mereka menunjukkan beberapa adaptasi untuk
kehidupan di darat.
Organ
reproduksi adalah organ multiseluler dengan penutup steril. Spora dibuang oleh
angin. Lumut menunjukkan pergantian generasi heteromorfik dalam siklus
hidupnya. Pergiliran keturunan adalah adalah silih bergantinya fase gametofit
haploid dengan sporofit diploid dalam siklus hidup.
Ciri-ciri
tubuh lumut sebagai berikut :
1.
Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel
yang terdiri dari selulosa
2.
Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu
tulang daun, lebih dari satu sel lapis sel. Sel-sel daun kecil, sempit,
panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Diantaranya
terdapat sel-sel mati yang besar-besar dengan penebalan dinding dalamnya
berbentuk spiral. Sel-sel yang mati ini berguna sebagai tempat persediaan air
dan cadangan makanan
3.
Hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar.
4.
Rizoid tampak seperti rambut atau benang-benang.
Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air
serta garam-garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang
memanjang kadang-kadang dengan sekat yang tidak sempurna.
5.
Gametangium terdiri atas anteredium dan arkegonium
6.
Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memilki
jaringan pengangkut
7.
Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh
berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma
8.
Struktur sporofit (sporangium) tubuhnya terdiri dari :
·
Vaginula, kaki yang diselubungi sisa dinding
arkegonium
·
Seta atau tangkai
·
Apofisis, ujung seta yang agak melebar yang merupakan
peralihan antara seta dengan kotak spora
·
Kaliptra
·
Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian
dalam pembentukan spora
Tubuh tumbuhan lumut mempunyai struktur sebagai berikut:
§ Tubuhnya
bersifat multiseluler (bersel banyak).
§ Sel-sel
penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
§ Batangnya
tidak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem).
§ Akar belum
sempurna dan masih berupa rhizoid.
B.
Gambaran
Umum Tentang Tanaman Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan
paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun
tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi
belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta
sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang,
sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor.
Seperti
pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran keturunan yang
menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu yang menghasilkan
gamet (gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi
akan terbentuk zigot yang merupakan permulaan dari keturunan yang diploid.
Kemudian dari sini terbentuk individu yang diploid (sporofit) karena
menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora inilah yang merupakan
permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan terbentuk protalium melalui
perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas, yaitu:
Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor
kuda) dan Filicineae (paku sejati).
A. Ciri-ciri
Pterydophyta
Pterydophyta memiliki
ciri-ciri struktur sebagai berikut :
1. Batang
Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang kesamping
yang bukan keluar dari ketiak daun.
2. Daun-daun
pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki sifat-sifat yang
sesuai dengan daun Spermatophyta.
3. Embrio
sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan berkembang
menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus
berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan
tumbuh kesamping dari batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat
unipolar, akar yang keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh
akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar memiliki kaliptra.
4. Pertumbuhan
menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
5. Dalam
akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri atas xylem
dan floem.
6. Sporofit
memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada daun,
kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai
sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.
7. Sporangium
memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen. Sel-sel
sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk
spora. Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4 spora haploid yang dapat
bergandengan tetraeder.
8. Lapisan
sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan pada sel-sel
sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
9. Spora
memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu :
perisporium, eksosporium, dan endosporium.
·
Bagian-bagian
Tumbuhan paku (pteridophyta)
a.
Akar
Akar
tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah terdiferensiasi
menjadi:
1)
kuit luar (epidermis)
2)
kulit dalam (korteks)
3)
silinder pusat, terdapat buluh pengangkut brupa xylem yan dikelilingi
oleh floem.
C. Perbandingan antara bryophyta dan Pteridophyta
Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) merupakan organisme
eukariotik yang dengan mudah kita dapatkan di kehidupan sehari-hari. Secara
sepintas, kedua tumbuhan ini berwarna kecil dan hijau, serta biasanya menempel
pada dinding-dinding yang sudah tua. Namun dari kedua tanaman tersebut juga
terdapat perbandingan pada keduanya.
Apa perbedaan antara bryophyta dan
Pteridophyta ?
- Dalam Pteridophyta, fase dominan adalah
generasi sporofit sedangkan, pada lumut, fase dominan adalah generasi
gametofit.
- Pada lumut, tubuh tumbuhan tidak mengalami
diferensiasi menjadi akar, batang atau daun sejati tetapi, dalam
pteridophyta , sporofit memiliki daun, akar, dan batang sejati (rimpang).
- Dalam pteridophyta , sistem akar berkembang
baik yang hadir untuk penyerapan dan jangkar sedangkan sistem akar belum
berkembang dengan baik pada lumut.
- Dalam pteridophyta , sistem pembuluh darah
hadir dengan xilem dan floem tetapi, dalam lumut, tidak ada sistem
vaskular.
- bagian Areal dari sporofit pteridophyta
ditutupi dengan kutikula untuk transpirasi, tetapi tidak ada kutikula
seperti itu pada lumut.
- Stomata hadir dalam pteridophyta tetapi tidak
ada dalam lumut.
- Sebuah rimpang bawah tanah hadir dalam
pteridophyta untuk menahan kondisi yang tidak menguntungkan. Tidak ada
struktur seperti itu pada lumut.
Perbandingan Antara Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku
(Pterydophyta) dapat pula dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut ini
D.
Tabel
Perbedaan Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pterydophyta)
No
|
Ciri-ciri
|
Bryophyta
|
Pterydophyta
|
1
|
Ukuran
|
Sangat kecil, biasanya tidak lebih
dari 15 cm.
|
Biasanya mencapai 1 m, beberapa
dapat mencapai 12 m.
|
2
|
Struktur tubuh
|
Memiliki rizoid, berdaun sisik,
dan tidak memiliki batang.
|
Memiliki akar, batang, dan daun
sejati.
|
3
|
Jaringan pembuluh
|
Tidak ada
|
Ada, yaitu xilem dan floem
|
4
|
Fase dominan
|
Fase gametofit
|
Fase sporofit
|
5
|
Fase sporofit
|
Sporangium
|
Tumbuhan paku
|
6
|
Fase gametofit
|
Tumbuhan lumut
|
Protalium
|
7
|
Tumbuhan dewasa
|
Berupa gametofit
|
Berupa sporofit
|
8
|
Gametofit dewasa
|
Talus sederhana hidup bebas dan
dapat berfotosintesis, memiliki rizoid dan struktur seperti daun
|
Protalus, tidak menarik, hidup
bebas dan dapat ber fotosintesis
|
9
|
Sporofit dewasa
|
Tergantung pada gametofit,
mempunyai kapsul, serta kaki
|
Bentuk yang menonjol, memiliki
akar, batang dan daun sejati.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tumbuhan
lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya
beberapa milimetersaja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter
saja. Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa. Pada lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar, gametangium terdiri atas anteredium dan arkegonium.
Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara
difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma. Struktur tubuhnya masih sederhana,
belum memilki jaringan pengangkut. Rizoid tampak seperti rambut atau
benang-benang
Tumbuhan
paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun
tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi
belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora.
Tumbuhan paku mengalami metagenesis antara denarasi sporofit dan gametofitnya.
Bryophyta
(Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) memiliki keunikan baik dari
struktur tubuhnya, maupun cara reproduksinya. Kedua tumbuhan ini sangan mudah
ditemukan di kehidupan kita, dan sering tumbuh di dinding-dinding yang sudah
cukup tua.
Tumbuhan
lumut dan tumbuhan paku ini juga bermanfaaat bagi kehidupan kita. Tentunya
didapat dengan melalui metode penelitian oleh para Ilmuan.
B.
Saran
Sebaiknya kepada para pembaca memahami isi makalah tersebut,
sehingga para pembaca dapat mengerti apa isi makalah tersebut, tapi tidak hanya
mengerti akan isi makalah ini tetapi pembaca juga akan mendapatkan suatu ilmu
yang sangat bermanfaat yang nantinya dapat digunakan dalam proses balajar
mengajar. Setelah pembahasan mengenai Perbandingan Bryophyta
dan Pteridophyta ini kami penyusun agar mahasiswa mampu menjelaskan
kembali mengenai Perbandingan Bryophyta dan Pteridophyta
DAFTAR PUSTAKA
http://artikeltop.xyz/perbedaan-bryophyta-lumut-dan-pteridophyta-paku.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar