Makalah
ANATOMI BATANG
Mata Kuliah
Anatomi Tumbuhan
Yang diampu oleh Dr.Muhfahroyin,M.T.A
& Agil Lepiyanto,M.Pd
DISUSUN OLEH
BIOLOGI
A
KELOMPOK
3
1. Annisa
Umairoh :
15320002
2. Hendra
Gunawan : 15320011
3. Richa
Yuni Astuti : 15320018
4. Yuyun
Sri Wahyuni : 15320024
5. Putri
Oktaviani S : 15320035
6. Lisa
Murtia Ningsih : 15320032
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan syafaat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Anatomi Tumbuhan dengan judul “BATANG” dengan baik. Tak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada Bpk.Agil Lepiyanto,M.Pd dan Bpk.Dr.Muhfahroyin,M.TA selaku dosen pengampu mata kuliah Anatomi Tumbuhan, yang telah membimbing dalam pembelajaran mata kuliah Anatomi Tumbuhan.
Dari hasil penyusunan makalah ini, penulis
berharap agar dapat menambah wawasan tentang Anatomi Batang serta diharapkan
baik penulis maupun pembaca memahami Anatomi Batang yang terdapat dalam
tumbuhan. Semoga makalah ini dapat dimengerti atau dipahami oleh setiap pembaca
sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis. Penulis memohon
maaf jika terdapat kekurangan dalam hasil penyusunan makalah. Karena manusia
tak jauh dari sifat dan sikap salah. Kritik dan saran penulis harapkan agar
dapat menjadi koreksi agar lebih baik dalam penulisan selanjutnya.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb
Metro, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Masalah
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian batang tumbuhan
B. Anatomi
Batang secara Umum
C. Batang
Primer
D. Batang
Sekunder
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Batang merupakan
bagian dari tumbuhan yang amat
penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa
batang merupakan hal yang sangat vital dari organ-organ yang ada pada suatu
tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan
tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang
seperti suatu hal yang tidak dapat di pisahkan. Batang sendiri mempunyai
beberapa yang menyusun suatu batang tumbuhan tersebut.dalam makalah
ini,kelompok kami akan membahas tentang”anatomi batang” yang akan membahas
tentang beberapa sub pembahasan antara lain ontogeni batang,tipe stele,batang
primer, dan batang sekunder.
Pada pembahasan pada kali ini akan membahas tentang struktur
anatomi batang, di mulai dengan membahas perkembangan ontogeninya.selanjutnya,
akan di bahas pula struktur batang primer dan struktur sekunder termasuk
berbagai tipestele pada batang , dan juga penyesuaian batang pada lingkungan.
Dan juga akami akan menjelaskan perbedaan perbedaan yang ada pada
pembahasan.kemudian macam-macam berbagai tipe batang.
B. Indentifikasi masalah
1. Apakah yang dsebut dengan
batang?
2. Bagaimanakah perkembanagan batang primer?
3. Bagaimanakah perkembangan batang sekunder?
4. Apa sajakah macam-macam tipe batang?
C. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki beberapa
tujuan, diantaranya:
1. Mengetahui pengertian batang
2. Mengetahui proses perkambangan batang
primer
3. Mengetahui anatomi batang sekunder
4. Mengetahui macam-macam tipe batang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian batang tumbuhan
Batang
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan
merupakan tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Batang
merupakan bagian tubuhtumbuhan yang amat penting dan merupakan tempat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh
tumbuhan.
Pada umumnya
batang mempunyai sifat sifat berikut :
a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai
bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan
sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
b. Terdiri atas ruas ruas yang masing masing dibatasi oleh buku buku, dan pada
buku buku inilah terdapat daun.
c. Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya bersifat fototrop/ heliotrop.
d. Selalu bertambah panjang diujungnya. Sehingga disebut batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas.
e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan,
kecuali kadang kadang cabang atau ranting yang kecil.
f. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek.
Misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Sebagai bagian tubuh tumbuhan,
batang mempunyai tugas untuk :
- Mendukung bagian bagian tumbuhan yang ada diatas
tanah, yaitu : daun, bunga dan buah.
- Dengan percabangannya memperluas asimilasi.
- Jalan pengangkutan air dan zat zat makanan dari
bawah keatas dan jalan pengangkutan hasil hasil asimilasi dariatas
kebawah.
- Menjadi tempat penimbunan zat zatmakanan
cadangan.
B. Anatomi Batang secara Umum
Apabila batang dipotong secara melintang maka secara
umum batang akandibagi menjadi bagian-bagian seperti berikut:
1. Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan
yang terletak paling luar. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis
sel yang berbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai
pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Ciri-ciri
jaringan epidermis adalah:
·
Tersusun dari sel sel hidup
·
Terdiri atas satu lapis sel tunggal
·
Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya
tersusun rapat tidak ada ruang antar sel.
·
Tidak memiliki klorofil.
·
Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang
berbatasan dengan udara mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan
epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya
tetap tipis.
Jaringan epidermis mengalami modifikasi
membentuk derivat jaringan epidermis, misalnya :
Stomata
Trikomata
(rambut-rambut),
Spina
(duri),
vilamen
sel kipas
sel kersik
(sel
silika).
2. Korteks dan
empulur
Korteks dibagi menjadi beberapa lapisan, yaitu :
·
Lapisan luar korteks yang berupa kolenkim (jaringan
dalam tumbuhan yang berfungsi sebagai bahan penguat, pada dinding selnya
mengalami penebalan) dan parenkim (jaringan yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan atau tempat penimbunan zat makanan).
·
Lapisan dalam korteks yang mengandung parenkim
berkloropas serta tidak mengandung endodermis tapi zat pati.
·
Empulur , yaitu bagian lunak yang terdapat di
tengah-tengah batang dan merupakan hasil pertumbuhan sekunder. Empulur tersusun
dari sel parenkim dan meiliki ruang antar sel yang banyak.
3. Stele
Sistem pembuluh berperan penting dalam memecahkan
masalah-masalah filogenetik. Van Tieghem dan Douliot (dalam Fhn, 1990)
mengajukan teori yaitu teori stele untuk menjelaskan struktur dari poros
tumbuhan. Menurut teori tersebut struktur anatomi akar dan batang adalah sama
yaitu korteks mengelilingi bagian pusat yaitu stele. Stele merupakan sistem
jaringan primer yang terdiri atas satuan berkas pengangkut beserta jaringan
dasar pengangkutnya , baik tersusun sederhana maupun yang komleks.
Pada batang
tumbuhan dikotil , stele tersusun atas perisikel (perikambium ), berkas
pengangkut dan empulur. Berkas pengangkut letaknya dipisahkan satu dengan yang
lainnya oleh deretan sel sel parenkim yang tersusun radial disebut jari jari
empulur, sedangkan pusat dari organ batang yang tersusun dari sel sel parenkim
disebut empulur.sedangkan pada tumbuhan monokotil, korteks dan empulur tidak
dapat dibedakan dengan jelas sehingga disebut jaringan dasar saja. Berkas
pengangkut bervariasi dalam ukuran dan susunannya. Letak floem dan xilem
bervariasi.
Berdasarkan
letak berkas pengangkut dalam tubuh tumbuhan dan hubungannya dengan jaringan
dasar, stele dibagi menjadi beberapa tipe .Tipe stele dapat dibedakan menjadi 2 kelompok dasar
yaitu protestele , dengan sumbu xilem padat tanpa empulur, dikelilingi floem;
dan sifonostele dengan xilem tidak padat, melainkan memiliki silinder parenkim
di tengah:
I.
Protestele
Tipe ini merupakan tipe primitif stele. Jaringan angkut berupa massa yang utuh
dan bagian sentral xilem secara menyeluruh dilingkupi oleh berkas floem.ada
beberapa tipe untuk protostele, yaitu:
a. Haplostele,
merupakan tipe yang paling sederhana. Pada penampang melintang xilem lebih kurang
berbentuk lingkaran berada di pusat dan di kelilingi oleh floem, contohnya pada
batang Selaginella dan Rhynia.
b. Aktinostele,
bagian xilem di tengah dengan tepi tidak rata,melainkan berombak seingga
berbentuk bintang, contohnya pada batang Lycopedium dan Psilotum,
dan pada umumnya pada akar.
c. Plektostele,
merupakan tipe yang paling maju dan protestele. Pada bagian tengah berupa xilem
yang terbelah menjadi sejumlah papan papan dan silinder kecil yang sejajar
dengan satu saa lain, sedangkan floem ada di sela selanya, contoh batang Lycopedium
annotinum.
II.
Sifonestele
Tipe ini merupakan modifikasi protestele, karena adanya empulur di bagian
tengah yang terdiri atas sel sel parenkim. Sifonestele dibedakan berdasarkan
kedudukan floem dan xilem menjadi:
a. Sifonestele ektofloik,
empulur dikelilingi oleh xilem yang konsentris , dan xilem dikelilingi oleh
floem yang konsentris, cntohnya pada batang Selaginella.
b. Sifonostele
amfifloik, dengan floem konsentris sebelah luar dan floem konsentris sebelah dalam
dari silinder xlem, mengelilingi empulur, conth batang Adiantum dan Marsilea.
c. Diktiostele,
merupakan tipe sifonestele amfifloik dengan banyak jendela daun. Ikatan
pembuluh terpisah dan mempunyai tipe konsentris amfikribal, secara individu
ikatan pembuluh yang demikian disebut meristele. Meristele merupakan tipe stele
pada daun.
d. Eustele,
modifikasi sifonestele dimana berkas pembuluhnya kolateral atau bikolateral,
umumnya terletak disebelah tepi empulur.
e. Staktostele/Ataktostele,
tipe stele ini dengan letak berkas pembuluh tersebar, umunya terdapat pada
batang monokotil. Tipe berkas pengangkutnya mungkin kolateral tertutup atau
konsentris amfivasal.
C. Batang Primer
Batang primer merupakan
perkembangan dari protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Batang dikelilingi
epidermis. Diantara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup,
idioblas, dan berbagai trikoma. Disebelah dalam epidermis terdapat korteks yang
terdiri atas berbagai tipe sel. pada Pelargonium, Retama, dan Salicornia,
parenkim berfungsi untuk berfotosintesis dan sebagai penyiman zat tepung dan
metabolit lain.
Batas antara korteks dan
stele adalah endodermis. Endodermis batang berbeda dengan endodermis akar. Sel
endodermis terdiri atas sel hidup yang berbentuk silinder kosong. Dinding
Endodermis mempunyai struktur yang khusus. Dalam perkembangannya sel endodermis
mengalami perkembangan yaitu lapisan gabus diseluruh permukaan dalam dinding
sel. yang kemudian diikuti penambahan lapisan sekunder dari selulosa.
Disebelah dalam endodermis
adalah stele yang berisi system pembuluh. Pada Gymnospermae dan sebagian besar
dycotiledonae, sistem pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian
tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh yaitu xylem dan
floem. Ada berbagai tipe berkas pengangkut, yaitu sebegai berikut:
1.
Kolateral
Terdiri dari koleterla terbuka dan kolateral tertutup. Disebut kolateral
tertutup apabila diantara xylem dan floem tidak terdapat cambium, tetapi
terdapat parennkim penghubung. Pada kolateral terbuka diantara xile dan floem
terdapat cambium.
2. Bikolateral
Terdiri atas satu bagian xylem ditengah serta satu bagian floem dibagian
luar dan satu dibagian sebelah dalam.
Antara xylem dan floem luar terdapat cambium, dan antara xylem dan floem
dalam terdapat parenkim penghubung.
3. Konsentris
Konsentris amfikibral apabila xylem dikelilingi oleh floem, konsentris
amfivasal apabila floem dikelilingi oleh xylem.
4. Radial
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun
berselangseling menurut arah jari-jari.
Pada sebagian besar monocotyledonae system pembuluh primer terdiri dari
sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar tidak beraturan sehingga tidak
dapat dibedakan secara tegas batas antara korteks, silinder pembuluh, dan
empulur.
Jaringan primer terdiri
atas protoxilem, metaxilem serta protofloem dan metafloem. Apabila protoxilem
terdapat dibagian dalam dari metaxilem dan diferensiasi metaxilem kearah
perifer seperti pada batang angiospermae, disebut endark. Dan apabila
protoxilem terdapat dibagian luar dari metaxilem dan metaxilem berdiferensiasi
kea rah sentripetal dan sentrifugal maka disebut eksark.
Batang Dikotil berbeda
satu sama lain dalam hal pola
pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya dengan
perkembangan evolusi. Diasmsikan bahwa selama evolusi, silinder pembuluh primer
menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan kea rah menjari. Karena ada celah
daun, celah batang, dan perforasi, pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya
terjadi kearah membujur. Silinder menjadi terbelah menjadi untaian memanjnag
Pada batang monokotil
biasanya terdiri atas berkas yang tersebar diseluruh jaringan dasar pada
batang.
Pola susunan jaringan
pembuluh primer berbeda pada berbagai kelompok tumbuhan, bahkan dalam spesies
yang sama. Pola yang berbeda menggambarkan tahap-tahap dalam evolusi simtem
pembuluh primer. Seperti para ahli mennggolongkan stele menjadi beberapa tipe
yaitu dimulai dari prostele, sifostele, selostele, eustele, stele polisiklus,
ataktostele, polistel
D. Batang sekunder
Pertumbuhan batang sekunder merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh
yang membelah secara terus –menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan
sekunder ini merupakan khas pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Beberapa
dikotil menerna dan kebanyakan monokotil tidak menebal sekunder. Pada
pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan periderm dari felogen. Cambium yang
terdapat diantara xylem dan floem disebut cambium pembuluh (intravaskuler).
Sementara, cambium yang terdapat pada berkas pengangkut disebut cambium antar
pembuluh (intervaskuler).
Cambium mengadakan dilatasi,yaitu
pembelahan dengan cepat kearah membujur dan menjari sehingga diameter batang
menjadi lebih tebal. Kearah dalam cambium membentuk xylem sekunder, sedangkan
kearah luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan
sekunder disebut dengan jaringan sekunder.
Cambium biasanya terdiri dari 2 tipe:
1.
sel inisial menggelendong,yang selnya
memanjang dan berujung runcing. Misalnya pada batang Sequoia sempervires yang
tuasel
2.
inisial bersinar,yang selnya banyak dan
lebih kecil dari inisial menggelendong
Kedua tipe sel inisial lebih besar pada
batang yang tua dari pada bataang yang muda. Unsure yang berorientasi memanjang
kedalam organ, seperti unsur trakea, serabut, parenkim, xylem, floem dan unsur
tapisan berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi
mendatar dalam organ yang berkembang dari sel inisial jari-jari. Sel cambium
mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal
daripada dinding membujur. Apabila cambium aktif,wilayah cambium terdiri atas
beberapa lapisan sel. Namun apabila sedang dorman maka hanya terdiri dari satu
lapisan sel saja.
Pada Gymnospermae,bagian kayu maupun kulit kayu
mempunyai banyak pembuluh resin. Pada Monocotyledonnaeae tidak terdapat
pertumbhan sekunder. Antara xylem dan floem terdapat parenkim penghubung. Pada batang
yang masih muda,titik tumbuh kecil,tapi semakin lama akan semakin meluas
sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat mengalami perbesaran,misalnya pada
tumbuhan Palmae. Jadi pembesaran tidak disebabkan oleh pertumbuhan
sekunder,tapi disebabkan karena melebarnya titik tumbuh.
E.
Tipe Batang
1. Batang conifer
Seperti batang pada pinus, mempunyai berkas pengangkut
konsentris amfikibral. Floem primer tidak termasuk serabut bagian tepi, tidak
ditemukan endodermis. Selama pertumbuhan sekuder batas luar floem terlihat
dngan adanya jarijari empulur.
2. Batang dikotil berkayu
Kebanyakan berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya
sempit. Jaringan sekunder membentuk
silinder yang membentang terus menerus tidak diputus oleh jari-jari
empulur. Pada batang yang sudah tua
empulur terdiri atas sel berdinding tebal dan berwarna tua karena mengandung
tannin. Pada floem sekunder banyak dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh
pengangkut dan sel parenkim.
3. Batang dikotil tidak berkayu
Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat
pada awal pertumbuhan sekunder. Pada batang tua akan membentuk periderm dengan
lentisel. Lapisan dibawah korteks berisikloroplas, kolenkim, dan parenkim.
Berkas pengankut pada batang biasanya kolateral.
4. Batang dikotil merambat
Jaringan primer terdiri atas epidermis, korteks yang
terdiri atas jaringan parenkim dan kolenkim yang mengandung klorofil, dan
silinder pusat.
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relative
lebih kecil, apabila diameter batang membesar, setiap berkar juga membesar kea
rah luar atau kea rah tepi. Pada bebrapa spesies, beberapa sel parenkim berubah
menjadi sel batu.
5. Batang dikotil dengan pembuluh sekunder
yang menyimpang
Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan untuk
menunjukkan bentuk keaktifan cambium yang menyimpang dari kebiasaan, pada
beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan menyimpang, cambium pembuluh terdapat pada
kedudukan normal. Namun tubuh sekunder menunjukkan penyebaran xylem floem tidak
biasa.
6. Batang monokotil
Pada umumnya monokotil tidak mempunyai pertumbuha
sekunder dari cambium dan cambium pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang
menjadi tebal. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel
parenkim dasar. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar. Namun
ada juga monokotil yang tidak memiliki
cambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder.
Seperti
makhluk hidup lainnya, tumbuhan juga memiliki kemampuan untukl beradaptasi
terhadap lingkungannya. Penyesuaian batang untuk berhabitat melalui adaptasi
struktur anatomi maupun fisiologi tumbuhan terhapad habitat yang berbeda-beda,
seperti habitat di gurun pasir yang mengandung banyak garam dan habitan akuatik
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting yang berada di atas
permukaan tanah, yang umumnya memiliki ciri-ciri mempunyai buku dan
ruas tersusun atas lapisan-lapisan jaringan yang sama dengan akar, yaitu
Epidermis, Korteks, dan Silinder pusat (Stele) serta salah satu fungsinya yakni
sebagai penghubung dalam pengangkutan air dan unsur hara dari akar menuju daun
dan pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh.
Struktur
pada batang dikotil dan monokotil berbeda. Biasanya tipe batang dibedakana atas
batang conifer, dikotil berkayu, dikotil tidak berkayu, dikotil merambat,
dikotil pertumbuhan menyimpang, dan batang monokotil. Penyesuaian batang untuk
berhabitat melalui adaptasi struktur anatomi maupun fisiologi tumbuhan terhapad
habitat yang berbeda-beda, seperti habitat di gurun pasir yang mengandung
banyak garam dan habitan akuatik
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat
penulis sampaikan yaitu pembaca hendaknya lebih mempelajari dan memahami
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, khususnya hal-hal yang dianggap mudah
namun kenyataannya sangat sulit untuk di pahami seperti batang, sehingga dapat
menambah pengetahuan pembaca serta penulis tentang jaringan tumbuhan khususnya
pada batang.
DAFTAR
PUSTAKA
Estiti, Hidayat.
1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung : ITB.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip – Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Jakarta :
PT. Gramedia.
Mulyani,sri.2006.Anatomi tumbuhan.Yogyakarta:KANISIUS.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjahmada University
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar