DESAIN PEMBELAJARAN MENURUT
ALIRAN THIAGARAJAN
Mata Kuliah
Desain Pembelajaran
Yang diampu oleh Dasrieny Pratiwi, M.Pd
DISUSUN OLEH
BIOLOGI
A
KELOMPOK
05
Annisa
Umairoh : 15320002
Dewi
Permatasari : 15320006
Niken
Bella Silfiyanti : 15320015
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan
Masalah....................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................... 7
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 7
A.
Kesimpulan.......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9
LAMPIRAN......................................................................................................... 9
A. Lembar
Kegiatan (logbook)..................................................................... 9
B. Jurnal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam pembelajaran, seorang
pendidik harus mengetahui model desain pembelajaran yang tepat untuk peserta
didiknya. Desain pembelajaran tidak hanya berperan sebagai pendekatan yang
terorganisasi untuk memproduksi dan mengembangkan bahan ajar, tetapi juga
merupakan sebuah proses genetic yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah
pembelajaran dan kinerja manusia serta menetukan solusi yang tepat untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut.
Seorang perancang program
pembelajaran perlu menentukan solusi yang tepat dari berbagai alternatif
yang ada. Selanjutnya ia dapat menerapkan solusi tersebut untuk mengatasi
masalah yang dihadapi. Evaluasi adalah langkah selanjutnya, sehingga nantinya
bisa mengetahui rancangan atau desain yang sesuai dengan pembelajaran dan
desain tersebut bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
sangat perlu mengetahui macam-macam model desain pembelajaran. Maka dalam
makalah ini kami uraikan macam- macam model desain pembelajaran salah
satunya menurut model THIAGARAJAN.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas,maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian model desain pembelajaran ?
2. Apa dan bagaimana model desain Aliran Thiagarajan ?
C. Tujuan
Adapun
tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengertian model desain
pembelajaran
2. Menambah wawasan baik pembaca maupun penulis tentang model desain/
perencanaan pembelajaran menurut model Thiagarajan
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Yuwono
(2012:1) Menyatakan bahwa prosedur pengembangan merujuk pada model 4-P
(Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran (Define, Design,
Develop, dan Desseminate) dari Thiagarajan. Tahap pendefinisian
dilakukan dengan penelitian survei. Tahap perancangan menghasilkan produk
Silabus, RPP, LKS, dan Assesmen, Tahap pengembangan dilaksanakan melalui Workshop
Lesson Study (LS) guru biologi SMA kota Denpasar dan peer teaching
dalam tahap Plan, Do, dan See. Tahap penyebaran melalui uji coba
kelas sebenarnya diawali dengan LS, dan diteruskan dalam penelitian
eksperimen.
Endang
(2011:13) Menyatakan bahwa Komponen input pembelajaran terdiri dari karakterisitik
peserta didik, karakteristik guru, dan sarana prasarana dan perangkat pendukung
pembelajaran. Dalam perkembangannya lebih lanjut penelitian dan pengembangan
model 4D juga sering digunakan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar
seperti modul, LKS dan buku ajar.
Trianto (2010:189) Menyatakan bahwa yang ditetapkan di atas perlu disesuaikan
dengan rancangan penelitian dalam batasan rasional. Model ini terdiri dari 4
tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate
atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4P.
Anrusmath
(2008: Online) menyatakan bahwa model pengembangan 4-D (Four D)
merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan
oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan
4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design
(Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau
diadaptasi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan
Penyebaran seperti pada gambar 5 berikut:
Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai
berikut .
Tahap Pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah
menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan
analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini
meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis ujung depan, (b) Analisis siswa,
(c) Analisis tugas. (d) Analisis konsep, dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran.
- Tahap Perencanaan (Design ). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan
prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah
yaitu, (a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun
berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar
dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar,
(b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi
pelajaran, (c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya
dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan
yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
- Tahap Pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk
menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan
masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para
pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan
mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan
siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar
revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang
sesuai dengan kelas sesungguhnya.
- Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap
penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas
misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain
adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.
Punggeti
(2009: Online) menyatakan
bahwa model pengembangan perangkat menurut thiagarajan, semmel, dan semmel
adalah 4-D (four D models). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu
Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), dan
Disseminate (penyebaran). Tetapi pada penelitian ini tahap Disseminate tidak
dilakukan karena pada penelitian ini hanya merupakan uji coba terbatas.
1. Tahap
Pendefinisian (Define)
a. Tujuan dari
tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Ada
4 langkah pokok di dalam tahap ini, yaitu
a. Analisis
awal
Dalam
analisis awal adalah mangkaji kurikulum yang berlaku ketika penelitian dilaksanakan
b. Analisis
siswa
Analisis
siswa ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa
baik secara individu dan maupun kelompok yang meliputi
karakteristik-karakteristik antara lain: kemampuan akademik, usia dan tingkat
kedewasaan, serta motivasi terhadap pelajaran
c. Analisis
konsep
Analisis
konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan
diajarkan, menyusun secara sistematis, dan merinci konsep-konsep yang relevan
d. Perumusan
tujuan pembelajaran.
2. Tahap
Perancangan (Design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype
perangkat pembelajaran. Tahap ini dilakukan:
a. Penyusunan tes,
Menyusun tes sesuai dengan analisis konsep dan
perumusan tujuan pembelajaran.
b. Penilaian
media yang sesuai tujuan
Penilaian media yang sesuai dengan materi yang akan
digambarkan dalam media.
c. Pemilihan
format
Pemilihan format dapat dilakukan dengan mengkaji
format-format media pembelajaran yang sudah ada.
3. Tahap
Pengembangan (Develop)
Tahap
pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah
direvisi berdasarkan masukan para pakar. Tahap ini biasanya meliputi : (1)
Telaah perangkat oleh pakar yang berkompeten diikuti dengan analisis hasil
telaah media dan revisi, (2) Validasi oleh guru dan uji coba terbatas dengan
siswa yang sesungguhnya.
4. Tahap
Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahapan
penggunaan perangkat yang telah di kembangkan pada yang lebih luas. Tujuan
tahap ini juga untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran 4-D
Model Thiagarajan merupakan pengembangan perangkat pembelajaran yang
secara
detail menjelaskan langkah-langkah operasional pengembangan perangkat.
Sehingga
jelaslah bahwa untuk pengembangan perangkat, model Thiagarajan lebih
terperinci
dan lebih sistematis.
Kelebihan
dari model Thiagarajan yaitu :
a. Lebih
tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan
untuk mengembangkan sistem pembelajaran
b. Uraiannya
tampak lebih lengkap dan sistematis
c. Pijakan
utama pendidikan di Indonesia berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, oleh
karena itu dalam penyusunan perangkat pembelajaran terlebih dahulu harus
dilakukan analisis kurikulum. Pada model ini analisis kurikulum dapat dilakukan
pada langkah analisis ujung-depan.
d. Memudahkan
peneliti untuk melakukan langkah selanjutnya.Suatu contoh, langkah analisis tugas dan analisis konsep dapat
membantu peneliti untuk menentukan TPK.
e. Pada tahap
III peneliti dapat dengan leluasa melakukan uji coba dan revisi berkal-kali sampai
diperoleh perangkat pembelajaran dengan kualitas yang maksimal (final).Model.
Kekurangan model ini terletak pada
analisis tugas yang sejajar dengan analisis konsep dan tidak ditentukan
analisis yang mana duluan dilaksanakan.
Fahrucah R dan
Bambang Sugiarto (2012) Menyatakan
bahwa agar
lebih mudah mengarahkan untuk memahami suatu konsep. Lembar Kerja Siswa atau
LKS merupakan sarana kegiatan pembelajaran yang dapat membantu mempermudah
pemahaman terhadap materi yang dipelajari. LKS diharapkan dapat membantu siswa
lebih aktif dan mandiri sehingga dapat meningkatkan mutu belajar serta mutu
pendidikan kimia. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu
pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan pendekatan Scaffolding untuk SMA
kelas XI pada pokok bahasan faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
karena pendekatan scaffolding adalah memberikan kepada seseorang siswa
sejumlah besar bantuan selama tahap – tahap awal pembelajaran, kemudian
mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada siswa tersebut
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah siswa mampu
mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk,
peringatan, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan
siswa dapat mandiri. Sasaran dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa
kimia SMA kelas XI pada materi faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
pengembangan LKS yang diadopsi dari model 4-D (four D models) yang
dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel[3]. Model ini terdiri dari 4
tahap yaitu pendefinisian (Define), Perancangan (design),
Pengembangan (develop), dan Penyebaran (disseminate). Akan tetapi
pada penelitian ini hanya terbatas pada tahap pengembangan (Develop) saja,
karena untuk uji coba kelayakan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan :
Model pengembangan perangkat Four-D Model yang
ditetapkan di atas perlu disesuaikan dengan rancangan penelitian dalam batasan
rasional. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design,
Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu
pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi
4-P.
1. Tahap
Pendefinisian (Define)
Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembeljaran
2. Tahap
Perancangan (Design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype perangkat
pembelajaran.
3. Tahap
Pengembangan (Develop)
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para pakar.
4. Tahap
Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahapan penggunaan perangkat yang telah
di kembangkan pada yang lebih luas
DAFTAR PUSTAKA
Anrusmath.
2008.Model Pengembangan 4-D.(Online). (http:// anrusmath.
Wordpress.com/2008/08/16/Model pengembangan
4-D.html. Diakses pada tanggal 11 November 2016, pukul : 19.00 WIB.
Eren Fahrucah R dan
Bambang Sugiarto. Pengembangan Lembar Kerja
Pada Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI Pokok Bahasan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Laju Reaksi Melalui Pendekatan Scaffolding. Unesa Journal of
Chemical Education Vol.1, No. 1, pp.92-96 Mei 2012. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian
Terapan Bidang Pendidikan.
Yogyakarta: CV. Alfabetha.
Punggeti.2009.Model
Pengembangan Perangkat Menurut Thiagarajan.(Online). (http://
Punggeti.blogspot.co.id/2009/07/model-pengembangan-perangkat-menurut.html).Diakses
pada tanggal 11 November 2016, pukul : 19.00 WIB.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelaajran
Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.
Yuwono, Sri Murdo.2012. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Modifikasi Dari Aronson Dan
Salvi Serta Pengaruhnya Terhadap Keterampilan
Metakognisi Dan Hasil
Belajar Biologi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda
Di SMA. Kota Denpasar : (Disretasi) UM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar