Senin, 13 Juni 2016

konsep dan tugas perkembangan makalah



Makalah
Konsep dan Tugas Perkembangan Peserta Didik
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik yang Diampu Oleh Triana Asih, S.Pd.,M.Pd dan Siti Nurlaila, S.Psi.,M.Psi




DISUSUN OLEH
KELOMPOK 02

1.      Annisa Umairoh                15320002
2.      Juni Rahayu                      15320013
3.      Lisa Murtiana Ningsih      15320032




PROGRAM  STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2016





KATA PENGANTAR

 Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga tugas penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik semester ganjil. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Rifqy Asy Shiddiqy selaku dosen mata kuliah  Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
 Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Hal itu disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.



Metro, 2016

Penulis







                       

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A.    Latar belakang masalah........................................................................
B.     Rumusan Masalah.................................................................................
C.     Tujuan dan Manfaat Pembahasan.........................................................
D.    Metode Pembahasan.............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Remaja
B.     Konsep Tugas Perkembangan...............................................................
C.     Sumber Tugas Perkembangan...............................................................
D.    Pengertian Peserta Didik Usia Remaja.................................................
E.     Tugas Perkembangan Masa Remaja.....................................................
F.      Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja....................................
dalam Penyelenggaraan Pendidikan.....................................................

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.    Saran
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
 Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap fase tersebut, terdapat tugas-tugas perkembangan yang seyogianya setiap individu harus dapat menuntaskannya.  Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.
 Akan tetapi tidak setiap anak dapat mengalami perkembangan yang sempurna, permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks ketika mereka menginjak usia remaja, pada masa remaja itulah mereka mulai mengenal lingkungan atau masyarakat yang lebih luas yang selalu dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang yang lebih rumit yang memerlukan penanganan yang sangat serius. Permasalahan bagi peserta didik usia remaja timbul baik dari intern ataupun ekstern yang keselurahannya sangat mengganggu pada proses belajar dan pembelajaran peserta didik di usia seperti itu. Keingin tahuan pada usia remaja sangatlah besar karena pada masa itu mereka masih mencari jati diri dan figur yang di idolakan oleh mereka.
Oleh karena itu, bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta didiknya dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif sehingga peserta didik pada usia remaja akan terarah pada hal-hal yang positif, pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang terdapat pada peserta didik usia tersebut dan bisa memberikan solusi yang terbaik dalam menghadapi keadaan peserta didik seperti itu maka oleh karena itu diperlukan konsep dan tugas perkembangan peserta didik.



B.         Rumusan Masalah
            Rumusan masalah yang dapat diuraikan dalam pembahasan konsep dan tugas perkembangan ini antara lain :
1.      Apa yang dimaksud dengan tugas perkembangan?
2.      Bagaimana konsep tugas perkembangan ?
3.      Apa saja tugas perkembangan peserta didik pada masa remaja?
4.      Bagaimana cara mengimplikasikan tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia remaja?

C.         Tujuan dan Manfaat Pembahasan
  Tujuan dan manfaat pembahasan yang dapat diuraikan dalam konsep dan tugas perkembangan ini antara lain :
1.       Untuk mengetahui pengertian tugas perkembangan.
2.       Untuk memahami tentang konsep tugas perkembangan.
3.       Untuk mengetahui tugas perkembangan peserta didik pada masa remaja.
4.       Untuk mengetahui cara mengimplikasikan tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia remaja.

D.        Metode Pembahasan
 Dalam menyusun laporan ini kami, menggunakan  studi kepustakaan diantaranya sumber buku denga  judul “Perkembangan Peserta Didik” yang disusun oleh Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi serta mencari sumber-sumber atau artikel terkait yang didapat dari internet.







BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Remaja  adalah - Istilah adolesence atau remaja berasal dari bahasa Latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”, dalam perkembangan menuju dewasa (Monks, 2001).  

A.    Definisi Masa Remaja
Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999) secara psikologis masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat. Lazimnya masa remaja dimulai pada saat anak matang secara seksual dan berakhir sampai ia matang secara hukum. Penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja menunjukkan bahwa  perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda dengan pada akhir masa remaja (Hurlock, 1999), oleh sebab itu masa remaja masih dibedakan dalam fase-fase tertentu. 

Hurlock (1999), membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13–16 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia yang dianggap matang secara hukum.  

Monks, dkk. (2001), batasan usia remaja adalah antara usia 12 tahun hingga usia 21 tahun. Monks membagi masa remaja menjadi tiga fase, yaitu: 
  1. Fase remaja awal dalam rentang usia 12–15 tahun,  
  2. Fase remaja madya dalam rentang usia 15–18 tahun, 
  3. Fase remaja akhir dalam rentang usia 18–21 tahun.  


Sementara di Indonesia, masa remaja masih merupakan masa belajar di sekolah, umumnya mereka masih belajar di Sekolah Menengah Pertama, 

Menengah Atas atau Perguruan Tinggi  (Monks, dkk., 2001). Negara Indonesia, menetapkan batasan remaja mendekati batasan usia remaja (youth) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu, usia 14-24 tahun. Usia 24 tahun merupakan batas maksimal untuk  individu yang belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis. Hukum Indonesia hanya mengenal anak-anak dan dewasa, berdasarkan Undang-undang Kesejateraan Anak (UU No. 4/1979) menganggap semua orang di bawah usia 21 tahun dan belum menikah sebagai anak-anak (dalam Sarwono, 2006). 

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja dimulai pada saat anak matang secara seksual dan berakhir sampai ia matang secara hukum, rata-rata batasan usia remaja berkisar antara usia 12 hingga 24 tahun, dengan pembagian fase remaja awal berkisar antara usia 12 -15 tahun, fase remaja madya berkisar antara  usia 15 – 18 tahun dan fase remaja akhir berkisar antara usia 18 – 21 tahun. Batasan maksimum usia 24 tahun, untuk individu yang belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis dan belum menikah. 


B.    Konsep Tugas Perkembangan
Perkembangan mencakup seluruh aspek kepribadian, dan satu aspek dengan yang lainnya saling berinteraksi. Sebagian besar dari perkembangan aspek – aspek kepribadian itu terjadi melalui proses belajar, baik proses belajar yang sederhana dan mudah maupun yang kompleks dan sukar. Suatu proses perkembangan yang bersifat alami, yaitu yang berupa kematangan, berintegrasi dengan proses penyesuaian diri dengan tuntutan dan tantangan dari luar, tetapi keduanya masih dipengaruhi oleh kesediaan, kemauan dan aspirasi individu untuk berkembang. Ketiganya mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas yang dihadapi individu dalam perkembangannya. Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orangtua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas selanjutnya. Jadi penyelesaian tugas – tugas perkembangan dalam suatu periode atau tahap tertentu akan mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas pada tahap berikutnya.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai - nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu pada tahap perkembangan yaitu ada empat tahap besar perkembangan individu yaitu masa bayi dan kanak – kanak, masa anak, masa remaja, yang terbagi lagi atas dewasa muda, dewasa, dan usia lanjut.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya (Yusuf 1992:3).

 Konsep Tugas Perkembangan dalam Al Qur’an

Psikologi perkembangan menurut Islam memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembangan pada umumnya, yaitu proses pertumbuhan dan perubahan manusia. Secara biologis pertumbuhan itu digambarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an sesuai firmannya pada surat Al-Mu’min ayat 67 sebagai berikut:
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُون (٦٧)َ 
Artinya:
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahaminya.”
Dari penjelasan ayat diatas bahwa proses kejadian individu mengalami tahapan dan dinamika sejak dalam kandungan hingga lahir. Seorang individu tumbuh menjadi anak, remaja atau dewasa  yang mengarah pada proses pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan  dan  Perkembangan  Manusia  Memiliki  Pola  Tertentu.
            Menurut  Al-Qur’an, pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki pola umum yang dapat diterapkan pada manusia, meskipun terdapat perbedaan individual. Pola yang terjadi adalah bahwa setiap individu tumbuh dari keadaan yang lemah menuju keadaan yang kuat dan kemudian kembali melemah. Dengan kata lain, pertumbuhan dan perkembangan, sesuai dengan hukum alam, ada kenaikan dan penurunan. Ketika seseorang secara berangsur-angsur mencapai puncak perkembangannya, baik fisik maupun kognitif, dia mulai menurun berangsur-angsur. Al-Qur’an menyatakan sebagai berikut:

Artinya:"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa". (QS. Ar-Rum:54)

C . Sumber Tugas Perkembangan
Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut:
1.      Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki ;(b) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual.
2.      Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belaar membaca, (b) belajar menulis (c) belajar berhitung, (d) belajar berorganisasi.
3.      Tuntutan dari dororngan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih pekerjaan (b) memilih teman hidup.
4.      Tuntutan norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Allah SWT, (b) berbuat pada sesama manusia.
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang.
1.      Teori dorongan (motivasi) dikemukakan Morgan, bahwa segenap tingkah laku distimulir dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan dorongan keinginan sekaligus sebagai sumberdaya penggerak melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya.
2.      Teori dinamisme mengatakan bahwa di dalam organisme yang hidup itu selalu ada usaha yang positif ia akan selalu mencari pengalaman-pengalaman baru.
3.      Kartono berpendapat bahwa ekstensi anak dipastikan oleh adanya : a) Segenap kualitas hereditas; b) Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam suatu lingkungan sosial tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu.
4.      Havighurst (1953). Mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi.Secara garis besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaan.Tugas-tugas perkembangan dituntut adanya korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang diterima nak, serta norma-norma sosial budaya yang ada. Perkembangan fisik pada siswa usia sekolah menengah ditandai dengan adanya perubahan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain hal itu, perkembangan fisik pada usia ini ditandai pula dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Hormon testoterone dan estrogen juga turut mempengaruhi perkembangan fisik. Perkembangan intelektual siswa SLTP ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional. Selain itu, kemampuan mengingat dan memproses informasi cukup kuat berkembang pada usia ini Perkembangan pemikiran sosial dan moralitas nampak pada sikap berkurangnya egosentrisme. Siswa SLTP dan SMU juga telah mempunyai pemikiran politik dan keyakinan yang lebih rasional. Terdapat berbagai mazhab atau aliran dalam pendidikan yang membahas faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Di antaranya adalah aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi. Papalia dan Olds (1992:7-8) menyebutkan faktor internal dan eksternal yang telah memberi pengaruh besar terhadap perkembangan anak.Urie Bronfenbrenner menyatakan ada 4 tingkatan pengaruh lingkungan seperti, sistem mikro, meso dan exo yang membentuk pribadi anak.Sedangkan pandangan konvensional menyatakan bahwa ada  3 faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan siswa SLTP dan SMU, yaitu pembawaan, lingkungan dan waktu. Inventori Tugas Perkembangan manusia sepanjang hidupnya selalu mengalami perkembangan.Perkembangan tersebut berlangsung dalam beberapa tahap yang saling berkaitan.Gangguan pada salah satu tahap dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan secara keseluruhan. Untuk mengidentifikasi masalah perkembangan, diperlukan pengukuran kuantitatif tentang tingkat-perkembangan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan peserta didik adalah ITP (Inventori Tugas Perkembangan) yang dikembangkan oleh Sunaryo, dkk.Dengan alat ITP, Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) dapat memahami tingkat perkembangan individu maupun kelompok, mengidentifikasi masalah yang menghambat perkembangan dan membantu peserta didik yang bermasalah dalam menyelesaikan tugas perkembangannya.

D.    Pengertian Peserta Didik Usia Remaja
Penggunaan istilah peserta didik usia remaja, untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalah pahaman istilah peserta didik usia remaja maka dalam makalah ini akan dijelaskan istilah peserta didik remaja. Istilah asing yang sering digunakan dalam istilah peserta didik usia antara lain :
1.      Puberteit yang dimaksud adalah usai kedewasaan atau masa pertumbuhan rambut di daerah tulang.
2.      Adolestensia maksudnya adalah masa muda usia antara 12 – 22 Tahun. Pubertas dan adolestensia akhir-akhir ini diartikan sama Karena sulitnya membedakan proses psikis pada pubertas dan awal proses psikis pada adolestensia.
3.      Youth Remaja sangat sulit diartikan secara mutlah, dibawah ini pengertian remaja menurut berbagai pandangan :
a)      Remaja menurut Hukum Dalam undang-undang perkawinan no. 1/1974 pasal 7 menjelaskan usia minimal untuk suatu perkawinan 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun bagi pria, walaupun undang-undang tidak menyebutkan anak yang berusia di atas yang disebutkan tadi bukan anak-anak lagi dan juga tidak bisa dianggap sebagai orang dewasa penuh karena dalam usia tersebut mereka masih dianjurkan meminta izin dulu pada orangtua mereka.
b)      Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik Dalam ilmu kedokteran istilah remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak wanita (mulai umur 9 tahun) atau anak pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada waktu tidur/kira-kira usia 15 tahun) yang pertama, masa ini disebut masa pubertas.
c)      Batasan remaja Menurut Who, Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana: individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-
tanda seksual sekundernya saat ia mencapai kematangan seksual. Diantaranya: individu mengalami perkembangan psikologi dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (muangman, yang dikutip oleh sarlito, 1991:9).
4.      Remaja ditinjau dari faktor sosial psikologis Salah satu ciri remaja di samping tanda-tanda seksualnya adalah: “ perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi “entropi” yaitu keadaan di mana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi, ke kondisi “negen-tropi” yaitu keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap.(sarlito, 1991:11).
5.      Definisi remaja menurut masyarakat Indonesia Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut:
a)      usia 11 tahun adalah usia yang pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (criteria fisik)
b)      kebanyakan masyarakat Indonesia menganggap usia11 tahun sudah akil balik, baik menurut adat atau agama (criteria sosial)
c)       pada usia 11 tahun mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity: Erik Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif (piaget) maupun moral (Khohlberg)
d)     usia 24 adalah batas maksimal, member peluang bagi mereka yang masih menggantungkan pada orang lain (secara tradisi), golongan ini masih banyak terdapat di Negara Indonesia
e)      status pernikahan, seorang yang telah menikah di usia berapapun di anggap dan diperlakukan sebagai seorang dewasa penuh, baik secara hukum, maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan keluarga.

E.    Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas perkembangan yang harus dikuasai peserta didik pada masa remaja diantaranya yaitu :
1.      Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Mencapai kematangan berperilaku etis
3.      Mencapai kematangan emosi
4.      Mencapai kematangan intelektual
5.      Mencapai kesadaran tanggung jawab social
6.      Mencapai kematangan perkembangan pribadi
7.      Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
8.      Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
9.      Mencapai kematangan dalam pemilihan karier
10.  Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga (khususnya remaja akhir)

F. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut.
1.      Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang di-selenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka sangat berbeda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beranekaragam itu menjadi kurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya.
2.       Beberapa usaha yang perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain adalah:
a.       Bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
b.      Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan ber-orientasi kepada kondisi (tuntutan) lingkungan.
c.       Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengem¬bangkan kurikulum muatan lokal.
3.      Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk me¬ngembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan:
a.       Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga.
b.       Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.
















BAB III
KESIMPULAN

A.        Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan remaja yang meliputi tugas kehidupan pribadi
sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan
keluarga merupakan langkah awal seorang remaja dalam melaksanakan
kehidupan bermasyarakat agar diterima sebagai individu yang mandiri
dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi masyarakat yang sangat
kompleks.

B.     Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca khususnya mahasiswa calon pendidik dapat mengetahui konsep dasar Tugas Perkembangan, Sumber tugas perkembangan, dan dapat memahami bagaimana tugas-tugas dari perkembangan remaja.













DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, H.I., Sadock, B.J., & Grebb, J.A. (1997).  Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh. Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara 

Santrock, John W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (5th ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga 

Rifai, Ahmad .2009. KARAKTERISTIK DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN. [Online].
    Tersedia : http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_5.htm (1 Maret 2011)
Yusuf, LN. 2010. Tugas – tugas Perkembangan. [Online]. Tersedia :















Tidak ada komentar:

Posting Komentar