Makalah
Konsep dan Tugas
Perkembangan Peserta Didik
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik yang Diampu
Oleh Triana Asih, S.Pd.,M.Pd dan Siti Nurlaila, S.Psi.,M.Psi
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 02
1.
Annisa Umairoh 15320002
2.
Juni Rahayu 15320013
3.
Lisa Murtiana
Ningsih 15320032
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga tugas penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
semester ganjil. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Rifqy Asy
Shiddiqy selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah
membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Hal itu
disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
sekalian. Demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhirnya kami berharap
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Metro, 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A.
Latar belakang masalah........................................................................
B. Rumusan
Masalah.................................................................................
C.
Tujuan dan Manfaat
Pembahasan.........................................................
D.
Metode Pembahasan.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Remaja
B.
Konsep Tugas
Perkembangan...............................................................
C.
Sumber
Tugas Perkembangan...............................................................
D.
Pengertian Peserta
Didik Usia Remaja.................................................
E.
Tugas Perkembangan Masa
Remaja.....................................................
F.
Implikasi Tugas-Tugas
Perkembangan Remaja....................................
dalam
Penyelenggaraan Pendidikan.....................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Proses
kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan sampai fase usia
tua. Dalam menempuh setiap fase tersebut, terdapat tugas-tugas perkembangan
yang seyogianya setiap individu harus dapat menuntaskannya. Setiap fase
atau tahap pada perkembangan individu meliputi kemampuan bertingkah laku yang
seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap
anak yang berada dalam periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan
bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku
pada periode itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.
Akan
tetapi tidak setiap anak dapat mengalami perkembangan yang sempurna,
permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks ketika mereka menginjak usia
remaja, pada masa remaja itulah mereka mulai mengenal lingkungan atau
masyarakat yang lebih luas yang selalu dihadapkan pada
permasalahan-permasalahan yang yang lebih rumit yang memerlukan penanganan yang
sangat serius. Permasalahan bagi peserta didik usia remaja timbul baik dari
intern ataupun ekstern yang keselurahannya sangat mengganggu pada proses belajar
dan pembelajaran peserta didik di usia seperti itu. Keingin tahuan pada usia
remaja sangatlah besar karena pada masa itu mereka masih mencari jati diri dan
figur yang di idolakan oleh mereka.
Oleh
karena itu, bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta didiknya dan
harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif sehingga peserta didik pada
usia remaja akan terarah pada hal-hal yang positif, pendidik juga harus
mengetahui gejala-gejala yang terdapat pada peserta didik usia tersebut dan
bisa memberikan solusi yang terbaik dalam menghadapi keadaan peserta didik
seperti itu maka oleh karena itu diperlukan konsep dan tugas perkembangan
peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang dapat diuraikan dalam pembahasan konsep dan tugas perkembangan ini
antara lain :
1. Apa
yang dimaksud dengan tugas perkembangan?
2. Bagaimana
konsep tugas perkembangan ?
3. Apa
saja tugas perkembangan peserta didik pada masa remaja?
4. Bagaimana
cara mengimplikasikan tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia remaja?
C.
Tujuan dan Manfaat Pembahasan
Tujuan
dan manfaat pembahasan yang dapat diuraikan dalam konsep dan tugas perkembangan
ini antara lain :
1.
Untuk mengetahui
pengertian tugas perkembangan.
2. Untuk
memahami tentang konsep tugas perkembangan.
3. Untuk
mengetahui tugas perkembangan peserta didik pada masa remaja.
4. Untuk
mengetahui cara mengimplikasikan tugas-tugas perkembangan peserta didik pada usia remaja.
D.
Metode Pembahasan
Dalam
menyusun laporan ini kami, menggunakan studi kepustakaan diantaranya
sumber buku denga judul “Perkembangan Peserta Didik” yang
disusun oleh Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi serta mencari sumber-sumber
atau artikel terkait yang didapat dari internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengertian
Remaja adalah - Istilah adolesence atau remaja berasal dari bahasa Latin adolescere
yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”, dalam perkembangan menuju
dewasa (Monks, 2001).
A. Definisi Masa
Remaja
Menurut Piaget
(dalam Hurlock, 1999) secara psikologis masa remaja merupakan usia dimana
individu berintegrasi dengan masyarakat. Lazimnya masa remaja dimulai pada saat
anak matang secara seksual dan berakhir sampai ia matang secara hukum.
Penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja
menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja
berbeda dengan pada akhir masa remaja (Hurlock, 1999), oleh sebab itu masa
remaja masih dibedakan dalam fase-fase tertentu.
Hurlock (1999),
membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja
akhir. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13–16 tahun, dan akhir
masa remaja bermula dari usia 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia yang
dianggap matang secara hukum.
Monks, dkk.
(2001), batasan usia remaja adalah antara usia 12 tahun hingga usia 21 tahun.
Monks membagi masa remaja menjadi tiga fase, yaitu:
- Fase remaja awal dalam rentang usia 12–15 tahun,
- Fase remaja madya dalam rentang usia 15–18 tahun,
- Fase remaja akhir dalam rentang usia 18–21 tahun.
Sementara di
Indonesia, masa remaja masih merupakan masa belajar di sekolah, umumnya mereka
masih belajar di Sekolah Menengah Pertama,
Menengah Atas
atau Perguruan Tinggi (Monks, dkk., 2001). Negara Indonesia, menetapkan
batasan remaja mendekati batasan usia remaja (youth) yang ditetapkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu, usia 14-24 tahun. Usia 24 tahun merupakan
batas maksimal untuk individu yang belum dapat memenuhi persyaratan
kedewasaan secara sosial maupun psikologis. Hukum Indonesia hanya mengenal
anak-anak dan dewasa, berdasarkan Undang-undang Kesejateraan Anak (UU No.
4/1979) menganggap semua orang di bawah usia 21 tahun dan belum menikah sebagai
anak-anak (dalam Sarwono, 2006).
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja dimulai
pada saat anak matang secara seksual dan berakhir sampai ia matang secara
hukum, rata-rata batasan usia remaja berkisar antara usia 12 hingga 24 tahun,
dengan pembagian fase remaja awal berkisar antara usia 12 -15 tahun, fase
remaja madya berkisar antara usia 15 – 18 tahun dan fase remaja akhir
berkisar antara usia 18 – 21 tahun. Batasan maksimum usia 24 tahun, untuk
individu yang belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun
psikologis dan belum menikah.
B.
Konsep Tugas Perkembangan
Perkembangan
mencakup seluruh aspek kepribadian, dan satu aspek dengan yang lainnya saling
berinteraksi. Sebagian besar dari perkembangan aspek – aspek kepribadian itu
terjadi melalui proses belajar, baik proses belajar yang sederhana dan mudah
maupun yang kompleks dan sukar. Suatu proses perkembangan yang bersifat alami,
yaitu yang berupa kematangan, berintegrasi dengan proses penyesuaian diri
dengan tuntutan dan tantangan dari luar, tetapi keduanya masih dipengaruhi oleh
kesediaan, kemauan dan aspirasi individu untuk berkembang. Ketiganya
mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas yang dihadapi individu dalam perkembangannya.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan
apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila
mereka gagal akan kecewa dan dicela orangtua atau masyarakat dan perkembangan
selanjutnya juga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas
selanjutnya. Jadi penyelesaian tugas – tugas perkembangan dalam suatu periode
atau tahap tertentu akan mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas pada tahap
berikutnya.
Adapun
yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut
Havighurst adalah kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai -
nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan yang harus
diselesaikan individu pada tahap perkembangan yaitu ada empat tahap besar
perkembangan individu yaitu masa bayi dan kanak – kanak, masa anak, masa
remaja, yang terbagi lagi atas dewasa muda, dewasa, dan usia lanjut.
Tugas
perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan
akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya,
sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan
tugas berikutnya (Yusuf 1992:3).
Konsep Tugas
Perkembangan dalam Al Qur’an
Psikologi perkembangan menurut Islam memiliki kesamaan
objek studi dengan psikologi perkembangan pada umumnya, yaitu proses
pertumbuhan dan perubahan manusia. Secara biologis pertumbuhan itu digambarkan
oleh Allah dalam Al-Qur’an sesuai firmannya pada surat Al-Mu’min ayat 67
sebagai berikut:
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ
عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ
لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا
مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُون (٦٧)َ
Artinya:
“Dia-lah
yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian
(kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian
(dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang
ditentukan dan supaya kamu memahaminya.”
Dari
penjelasan ayat diatas bahwa proses kejadian individu mengalami tahapan
dan dinamika sejak dalam kandungan hingga lahir. Seorang individu tumbuh
menjadi anak, remaja atau dewasa yang mengarah pada proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Manusia Memiliki Pola Tertentu.
Menurut Al-Qur’an, pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki pola umum yang dapat diterapkan pada manusia, meskipun terdapat perbedaan individual. Pola yang terjadi adalah bahwa setiap individu tumbuh dari keadaan yang lemah menuju keadaan yang kuat dan kemudian kembali melemah. Dengan kata lain, pertumbuhan dan perkembangan, sesuai dengan hukum alam, ada kenaikan dan penurunan. Ketika seseorang secara berangsur-angsur mencapai puncak perkembangannya, baik fisik maupun kognitif, dia mulai menurun berangsur-angsur. Al-Qur’an menyatakan sebagai berikut:
Artinya:"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa". (QS. Ar-Rum:54)
Menurut Al-Qur’an, pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki pola umum yang dapat diterapkan pada manusia, meskipun terdapat perbedaan individual. Pola yang terjadi adalah bahwa setiap individu tumbuh dari keadaan yang lemah menuju keadaan yang kuat dan kemudian kembali melemah. Dengan kata lain, pertumbuhan dan perkembangan, sesuai dengan hukum alam, ada kenaikan dan penurunan. Ketika seseorang secara berangsur-angsur mencapai puncak perkembangannya, baik fisik maupun kognitif, dia mulai menurun berangsur-angsur. Al-Qur’an menyatakan sebagai berikut:
Artinya:"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa". (QS. Ar-Rum:54)
C .
Sumber Tugas
Perkembangan
Munculnya
tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut:
1.
Kematangan fisik,
misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki ;(b) belajar bertingkah
laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan
organ-organ seksual.
2.
Tuntutan masyarakat
secara kultural, misalnya (a) belaar membaca, (b) belajar menulis (c) belajar
berhitung, (d) belajar berorganisasi.
3.
Tuntutan dari dororngan
dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih pekerjaan (b) memilih
teman hidup.
4.
Tuntutan norma agama,
misalnya (a) taat beribadah kepada Allah SWT, (b) berbuat pada sesama manusia.
Tugas
perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam
kehidupan seseorang.
1. Teori
dorongan (motivasi) dikemukakan Morgan, bahwa segenap tingkah laku distimulir
dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan dorongan keinginan sekaligus
sebagai sumberdaya penggerak melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya.
2. Teori
dinamisme mengatakan bahwa di dalam organisme yang hidup itu selalu ada usaha
yang positif ia akan selalu mencari pengalaman-pengalaman baru.
3. Kartono
berpendapat bahwa ekstensi anak dipastikan oleh adanya : a) Segenap kualitas
hereditas; b) Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam suatu lingkungan
sosial tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu.
4. Havighurst
(1953). Mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya
tugas-tugas yang harus dipenuhi.Secara garis besar Havighurst menengaskan bahwa
tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu
adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma
kebudayaan.Tugas-tugas perkembangan dituntut adanya korelasi antara potensi
diri dan pendidikan yang diterima nak, serta norma-norma sosial budaya yang
ada. Perkembangan fisik pada siswa usia sekolah menengah ditandai dengan adanya
perubahan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain hal itu, perkembangan fisik
pada usia ini ditandai pula dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan
sekunder. Hormon testoterone dan estrogen juga turut mempengaruhi perkembangan
fisik. Perkembangan intelektual siswa SLTP ditandai dengan berkembangnya
kemampuan berpikir formal operasional. Selain itu, kemampuan mengingat dan
memproses informasi cukup kuat berkembang pada usia ini Perkembangan pemikiran
sosial dan moralitas nampak pada sikap berkurangnya egosentrisme. Siswa SLTP
dan SMU juga telah mempunyai pemikiran politik dan keyakinan yang lebih
rasional. Terdapat berbagai mazhab atau aliran dalam pendidikan yang membahas
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Di antaranya adalah aliran
nativisme, empirisme, dan konvergensi. Papalia dan Olds (1992:7-8) menyebutkan
faktor internal dan eksternal yang telah memberi pengaruh besar terhadap
perkembangan anak.Urie Bronfenbrenner menyatakan ada 4 tingkatan pengaruh lingkungan
seperti, sistem mikro, meso dan exo yang membentuk pribadi anak.Sedangkan
pandangan konvensional menyatakan bahwa ada 3 faktor dominan yang
mempengaruhi perkembangan siswa SLTP dan SMU, yaitu pembawaan, lingkungan dan
waktu. Inventori Tugas Perkembangan manusia sepanjang hidupnya selalu mengalami
perkembangan.Perkembangan tersebut berlangsung dalam beberapa tahap yang saling
berkaitan.Gangguan pada salah satu tahap dapat mengakibatkan terhambatnya
perkembangan secara keseluruhan. Untuk mengidentifikasi masalah perkembangan,
diperlukan pengukuran kuantitatif tentang tingkat-perkembangan mulai dari
tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Salah satu instrumen yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan peserta didik adalah ITP
(Inventori Tugas Perkembangan) yang dikembangkan oleh Sunaryo, dkk.Dengan alat
ITP, Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) dapat memahami tingkat
perkembangan individu maupun kelompok, mengidentifikasi masalah yang menghambat
perkembangan dan membantu peserta didik yang bermasalah dalam menyelesaikan
tugas perkembangannya.
D.
Pengertian Peserta Didik Usia Remaja
Penggunaan
istilah peserta didik usia remaja, untuk menghindari kesimpangsiuran dan
kesalah pahaman istilah peserta didik usia remaja maka dalam makalah ini akan
dijelaskan istilah peserta didik remaja. Istilah asing yang sering digunakan
dalam istilah peserta didik usia antara lain :
1. Puberteit
yang dimaksud adalah usai kedewasaan atau masa pertumbuhan rambut di daerah
tulang.
2. Adolestensia
maksudnya adalah masa muda usia antara 12 – 22 Tahun. Pubertas dan adolestensia
akhir-akhir ini diartikan sama Karena sulitnya membedakan proses psikis pada
pubertas dan awal proses psikis pada adolestensia.
3. Youth
Remaja sangat sulit diartikan secara mutlah, dibawah ini pengertian remaja
menurut berbagai pandangan :
a) Remaja
menurut Hukum Dalam undang-undang perkawinan no. 1/1974 pasal 7 menjelaskan
usia minimal untuk suatu perkawinan 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun bagi
pria, walaupun undang-undang tidak menyebutkan anak yang berusia di atas yang
disebutkan tadi bukan anak-anak lagi dan juga tidak bisa dianggap sebagai orang
dewasa penuh karena dalam usia tersebut mereka masih dianjurkan meminta izin
dulu pada orangtua mereka.
b) Remaja
ditinjau dari sudut perkembangan fisik Dalam ilmu kedokteran istilah remaja
dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin
manusia mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih
2 tahun dan biasanya dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak wanita
(mulai umur 9 tahun) atau anak pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air
mani pada waktu tidur/kira-kira usia 15 tahun) yang pertama, masa ini disebut
masa pubertas.
c) Batasan
remaja Menurut Who, Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan
dimana: individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-
tanda
seksual sekundernya saat ia mencapai kematangan seksual. Diantaranya: individu mengalami
perkembangan psikologi dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa terjadi peralihan dari
ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih
mandiri (muangman, yang dikutip oleh sarlito, 1991:9).
4. Remaja
ditinjau dari faktor sosial psikologis Salah satu ciri remaja di samping
tanda-tanda seksualnya adalah: “ perkembangan psikologis dan pada identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan
adanya proses perubahan dari kondisi “entropi” yaitu keadaan di mana kesadaran
manusia masih belum tersusun rapi, ke kondisi “negen-tropi” yaitu keadaan
dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan
perasaan atau sikap.(sarlito, 1991:11).
5. Definisi
remaja menurut masyarakat Indonesia Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia
dapat digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah.
Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut:
a) usia
11 tahun adalah usia yang pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai
tampak (criteria fisik)
b) kebanyakan masyarakat
Indonesia menganggap usia11 tahun sudah akil balik, baik menurut adat atau
agama (criteria sosial)
c) pada usia 11 tahun mulai ada tanda-tanda
penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego
identity: Erik Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif
(piaget) maupun moral (Khohlberg)
d) usia
24 adalah batas maksimal, member peluang bagi mereka yang masih menggantungkan
pada orang lain (secara tradisi), golongan ini masih banyak terdapat di Negara
Indonesia
e) status
pernikahan, seorang yang telah menikah di usia berapapun di anggap dan
diperlakukan sebagai seorang dewasa penuh, baik secara hukum, maupun dalam
kehidupan bermasyarakat dan keluarga.
E.
Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas
perkembangan yang harus dikuasai peserta didik pada masa remaja diantaranya
yaitu :
1.
Mencapai kematangan
dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Mencapai kematangan
berperilaku etis
3.
Mencapai kematangan
emosi
4.
Mencapai kematangan
intelektual
5.
Mencapai kesadaran
tanggung jawab social
6.
Mencapai kematangan
perkembangan pribadi
7.
Mencapai kematangan
hubungan dengan teman sebaya
8.
Memiliki kemandirian
perilaku ekonomis
9.
Mencapai kematangan
dalam pemilihan karier
10. Mencapai
kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga (khususnya
remaja akhir)
F.
Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Memperhatikan
banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran
tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor
tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin
memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut.
1. Pendidikan
yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang di-selenggarakan di dalam
sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk
klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama
semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas,
sekalipun masing-masing di antara mereka sangat berbeda-beda. Pengakuan
terhadap kemampuan setiap pribadi yang beranekaragam itu menjadi kurang. Oleh
karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan
pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan
kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya.
2. Beberapa usaha yang perlu dilakukan di dalam
penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang
dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain adalah:
a. Bimbingan
karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan
dan jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
b. Memberikan
latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan ber-orientasi kepada kondisi
(tuntutan) lingkungan.
c. Penyusunan
kurikulum yang komprehensif dengan mengem¬bangkan kurikulum muatan lokal.
3. Keberhasilan
dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh
pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya.
Untuk me¬ngembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan:
a. Bimbingan
tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi
pekerti dan pendidikan keluarga.
b. Bimbingan siswa untuk memahami norma yang
berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk
kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Tugas-tugas
perkembangan remaja yang meliputi tugas kehidupan pribadi
sebagai
individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan
keluarga
merupakan langkah awal seorang remaja dalam melaksanakan
kehidupan
bermasyarakat agar diterima sebagai individu yang mandiri
dan
mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi masyarakat yang sangat
kompleks.
B.
Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca
khususnya mahasiswa calon pendidik dapat mengetahui konsep dasar Tugas
Perkembangan, Sumber tugas perkembangan,
dan dapat memahami bagaimana tugas-tugas dari perkembangan remaja.
DAFTAR
PUSTAKA
Kaplan, H.I.,
Sadock, B.J., & Grebb, J.A. (1997). Sinopsis Psikiatri: Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh. Jilid Dua. Jakarta:
Binarupa Aksara
Santrock, John
W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (5th
ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga
Rifai,
Ahmad .2009. KARAKTERISTIK DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN. [Online].
Tersedia : http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_5.htm (1
Maret 2011)
Yusuf,
LN. 2010. Tugas – tugas Perkembangan. [Online]. Tersedia :
http://file.upi.edu/DirektoriFIP/JUR.PEND.LUAR.SEKOLAH/194412051967101/20/KOKO/DARKUSNO/A/TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN.pdf (1
Maret 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar